Bab 371
Orlin terutama memperhatikan bahwa tadi topinya sempat tersingkap sedikit, dan memperlihatkan bekas perban.
Jelas sekali, dahi anak itu terluka.
Kalau dilihat lebih dekat, sudut bibirnya, wajahnya, bahkan sekitar mata pun tampak memar, jelas sekali bekas tamparan dan kekerasan.
Orlin seolah terpaku di tempat, menatap tubuh kecil itu, hatinya terguncang dan tak bisa menahan rasa sakit. Air mata mengalir dari sudut matanya, dia menutup mulut dengan tangan. Dirinya tiba-tiba mengerti kenapa tadi anak itu dengan refleks memeluk kepala dan berjongkok hanya karena suara sekecil itu.
Ternyata seperti ini.
Ternyata begini alasannya.
Orlin nyaris tak sanggup membayangkan, siapa yang bisa sekejam itu, sampai tega memukuli anak sekecil ini hingga seperti ini.
Dia ingin mendekat, tetapi takut menakuti anak itu lagi. Akhirnya dia hanya berdiri di tempat, ragu-ragu.
Siena memandangi kakak cantik yang tiba-tiba muncul di depannya, sepasang matanya yang seperti anggur hitam membulat, menatap lawan bic

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda