Bab 19 Kecelakaan Kerja
Ketika aku membuka mata, aku sekali lagi terbaring di rumah sakit.
Aku benar-benar berjodoh dengan Rumah Sakit Munar. Dokter pun tak berdaya ketika melihatku.
"Joselin, hebat sekali kamu. Belum pernah aku menemui pasien sebandel kamu."
Aku berjuang untuk duduk dan menjelaskan, "Dokter, dengarkan aku. Aku benar-benar nggak sembrono kali ini. Aku tiba-tiba pingsan."
"Kamu kerja keras setiap hari dan nggak minum obat secara teratur. Mana mungkin nggak pingsan?"
"Kamu pingsan hari ini karena keadaan darurat. Kalau nggak, jangan pergi kerja .... Lupakan saja, jaga dirimu baik-baik."
Dokter tidak melanjutkan kalimatnya karena dia tahu aku tidak punya uang sehingga harus tetap bekerja.
Aku mengangguk penuh semangat. Sekarang aku sudah punya gaji, hidup tak lagi jadi masalah.
Dokter membaca catatan medisku, lalu mengingatkan dengan suara pelan, "Kamu harus disuntik. Biayanya cukup mahal dan harus reservasi. Apa kamu sanggup bayar sekarang?"
"Bisa, aku bisa reservasi dulu. Apa perlu membayar di

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda