Bab 121
Riko buru-buru mengulurkan tangan. "Paman James, halo, hari ini aku datang dengan identitas sebagai teman Kirana."
"Oh ya?"
James tersenyum tipis penuh arti, tapi nggak segera menyambut uluran tangan Riko. Sebaliknya, dirinya menoleh padaku. "Kirana, bukannya kamu bilang kali ini keluar untuk mandiri dan kumpul pengalaman? Kok nggak bilang kalau tujuannya untuk cari teman?"
Aku melihat cahaya di mata James, entah kenapa segera mengerti maksudnya.
Meski ini adalah jebakan yang ditujukan untuk Riko, tapi James harus menjaga sikap. Kalau membuat Riko melenggang mulus begitu saja, justru akan menimbulkan kecurigaan.
Aku tersenyum sambil berkata, "Paman, orangnya mau berjabat tangan denganmu, tapi kamu malah sibuk ngobrol denganku. Mengabaikan dia begitu 'kan nggak enak."
Barulah James seolah baru ingat, lalu berkata pada Riko, "Anak muda, kelihatannya bersih dan rapi, bagus, bagus. Tapi soal berjabat tangan nggak perlu. Bisa naik kuda?"
Riko dengan canggung menarik kembali tangannya.
Aku b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda