Bab 18
Nada suaranya jengkel dan tidak senang. Tatapannya dingin sampai membuat bulu kuduk berdiri.
"Kamu tahu aku merawat gigimu dengan susah payah? Baru membaik sedikit, kamu sudah berani makan permen!"
Laticia mendorong dadanya. Dia berkata dengan canggung dan gelisah, "Aku nggak makan permen lagi nanti. Lepaskan dulu, rekanku mencariku!"
Pintu diketuk lagi. "Cia, kamu melakukan apa di dalam? Kita mau pulang. Manajer barusan telepon menyuruh kita cepat kembali."
"Aku segera ... ugh ...."
Enzo tiba-tiba mencengkeram dagunya dan mencium. Laticia terkejut sampai matanya membesar. Namun tenaga Enzo jauh lebih besar daripada semalam, genggamannya di pinggang membuatnya kesakitan.
"Cia? Ayo cepat! Apa yang kamu lakukan?"
Rekannya mendorong pintu dari luar. Enzo menahan dengan kaki. Dia menutup mulut Laticia dengan dominan dan kasar untuk membungkamnya.
Ujung lidahnya tanpa ampun menyingkirkan pertahanan dan menggulung permen yang ada di mulut Laticia dengan cepat. lalu dimasukkan ke mulutnya sen

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda