Bab 26
Orang yang menonton semakin banyak. Leo berniat memanfaatkan keramaian itu untuk memaksa Laticia menyerah. Dia terus memeluknya sambil menangis dan berteriak.
"Ayo ikut aku pulang. Jangan melakukan hal-hal yang memalukan itu lagi. Ayah membesarkanmu bukan berharap kamu menjadi orang besar, tapi paling nggak harus punya harga diri!"
Kalimat itu seperti vonis untuk Laticia. Pembelaan Laticia barusan menjadi tidak berarti apa-apa di depan kalimat ayahnya ini.
Leo menurunkan suaranya, hanya cukup didengar oleh Laticia seorang. "Kalau kamu nggak mau aku menghancurkan namamu, cepat carikan uang untukku. Kalau nggak, aku sebarkan nama burukmu ke seluruh Kota Sanur."
Laticia menunduk, sorot matanya penuh keputusasaan. Dia bertanya dengan suara datar, "Jadi, kamu sudah di sini dari tadi? Kamu melihat semua ini di kerumunan, benar kan?"
Ayahnya melihat orang lain menjelekkan namanya, tapi tidak keluar membelanya. Bahkan saat dia hampir memenangkan pembelaan untuk dirinya sendiri, dia tiba-tiba k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda