Bab 25
Untuk bertahan hidup, agar tidak dipukul sampai mati, Laticia selalu menuruti semua kehendak keluarga. Di luar rumah pun, kalau bisa tidak bertengkar, dia tidak akan bertengkar karena di belakangnya tidak ada siapa-siapa. Hanya dirinya sendirian.
Tapi barusan, Enzo memberinya keberanian. Enzo bilang akan menjadi penopangnya ....
Untuk pertama kalinya, Laticia mengangkat wajah dan menatap mata pria itu. Di balik tatapan hitam pekat itu, ada ketenangan, tekanan, bahkan rasa muak pada kelemahannya.
"Orangku nggak boleh selemah ini." Enzo mendorong Laticia masuk ke tengah kerumunan.
Dia belum pernah melihat orang yang selemah dan sebodoh ini. Dia harus belajar menghadapi masalah. Di sisinya tidak ada orang yang tidak berguna.
Sharon masih terus menangis dan mengadu. Dia bercerita seakan dirinya korban teraniaya, sedangkan Laticia sebagai wanita mata duitan yang tidak bermoral.
Saat semua orang mulai percaya, Laticia menoleh untuk melihat Enzo. Di dalam mata yang penuh ketakutan itu perlaha

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda