Bab 31
"Mau kabur? Kalau malam ini aku biarkan kamu kabur, kepalaku copot buat dijadikan kursimu!" Suara pria di belakangnya terdengar seperti iblis, dengan sikunya mengait lehernya.
"Dok ... aku ... di sini."
Saat ini, dia sangat berharap orang di luar pintu itu bisa melihatnya.
Namun lehernya terkunci, dia tidak bisa bicara, bahkan tidak bisa bernapas. Rasanya seperti kapalnya terbalik di tengah lautan, air tak terlihat itu datang dari segala arah dan menenggelamkannya.
Dia bahkan merasa kalau dirinya kini hanya selangkah lagi dari kematian.
Di luar, Enzo menatap kaca buram pada pintu itu, bayangan wajahnya sendiri tercermin di sana. Dia tertegun, di depan pintu ini, dia mencium aroma delima samar yang masih tertinggal di udara.
Dia pernah bertanya pada Laticia dia mencuci baju dengan sabun apa. Laticia bilang itu sabun dari kampungnya, produksi pabrik kecil yang tidak mudah ditemukan di kota besar. Aroma manisnya unik, membuat Enzo ingat lama.
Enzo mengangkat tangan, melihat jam. Pupil mat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda