Bab 51
Enzo menarik kursi dan duduk. Dia makan sambil bertanya, "Kupikir tadi malam kamu sakit sampai mati."
"Semua berkat keahlian Dokter Enzo, beberapa tusukan jarum lebih manjur dari obat pereda sakit. Dokter Enzo dengan keahlian seperti itu sangat sayang nggak menjadi dokter kandungan. Kamu benar-benar sahabat wanita!"
"..."
Gerakan mengunyah Enzo perlahan berhenti, matanya berputar cepat, lalu menatapnya. "Ada apa?"
Nada bicaranya agak aneh, jelas ada maksud lain.
Laticia mengangkat bahu sedikit. Dia bertanya dengan suara pelan dan ragu, "Boleh nggak aku tunda bayar sewa dulu? Nanti kalau sudah kerja dan gajian, aku bayar."
"Aku ... sekarang nggak punya uang lagi."
Semua uangnya semalam diberikan ke Lika. Meskipun setelah menyelesaikan pesanan masih bisa dapat penghasilan, tapi awal masuk kerja tetap butuh uang, untuk transportasi dan makan.
Enzo pikir masalah apa. Dia menatapnya dengan dingin dan datar, suaranya ringan. "Boleh, nggak bayar juga nggak apa-apa, bisa diganti dengan yang la

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda