Bab 52
Dia menatap kunci di atas meja dengan perasaan senang sekaligus terkejut. Kalau begini, bukankah dia bisa menjauh dari Enzo?
Saat dia senang ingin mengambil kunci itu, tiba-tiba suara Enzo muncul di kepalanya, refleks, sampai dirinya sendiri terkejut.
"Dia terlalu perhatian sama kamu. Kalian sedekat itu? Kamu pikir kamu orang yang istimewa?]
[Hati-hati, jangan sampai dijual malah bantu orang hitung uang.]
Suara Enzo segera menariknya kembali ke kenyataan. Benar, hari ini baru pertemuan kedua mereka.
Laticia segera menarik tangannya, matanya berkedip dan menelan ludah dengan gugup. "Pak Carlo, aku baru lolos wawancara, belum mulai kerja, tinggal di apartemen karyawan sekarang rasanya nggak terlalu pantas."
Dia satu-satunya yang lolos wawancara. Kalau langsung tinggal di apartemen karyawan, orang lain pasti curiga. Dia tidak mau jadi sorotan dan berpikir lewat jalur dalam.
"Pak Carlo," Laticia menatapnya pelan dan bertanya sedikit takut, "Apakah Anda benar-benar nggak memberiku jalan pin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda