Bab 62
Setelah kembali ke rumah, Carlo menaruh Laticia di sofa, lalu mengambil es batu dari kulkas, membungkusnya dengan handuk untuk mengompres pergelangan kakinya.
Enzo bersandar di pintu, lengan terlipat. Dia menatap Carlo yang sibuk dengan tatapan dingin.
Dia tadi berada di pintu karena baru saja keluar dari rumah Laticia, lalu melihat mereka berdua yang begitu mesra.
Pelukan-pelukan, sungguh tidak pantas.
Laticia jelas merasakan tatapan kematian Enzo yang diarahkan padanya. Punggungnya sampai terasa dingin.
Habislah.
Mungkin dia akan mengamuk sebentar lagi.
Sebenarnya Laticia tidak mengerti, kenapa dia selalu posesif sama dirinya. Memangnya perlu melakukan itu dengan hubungan mereka yang seperti itu?
Laticia meminta maaf pada Carlo. "Maaf, Pak Carlo, sudah merepotkan Anda. Aku sudah nggak apa-apa sekarang. Anda bisa pulang istirahat."
Kalau bukan karena telepon tadi, dia mungkin akan dilempar Ardo yang gila itu dari jendela. Sekarang dia tidak berani menahan Carlo, karena dia merasa tata

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda