Bab 94
"Tunggu sebentar." Hani melirik kegelapan di luar dan bertanya dengan lembut, "Di mana Randy?"
Laticia menoleh ke belakang. "Nggak tahu. Aku langsung lari ke desa setelah turun dari bus. Aku nggak menunggunya sama sekali."
Pikirannya sepenuhnya tertuju pada Hani, sama sekali tidak memperhatikan Randy di belakangnya. Lagi pula, Randy sudah dewasa, pasti tidak akan tersesat.
"Cia, seharusnya kamu nggak pulang. Kamu bodoh sekali, kamu sudah ditipu."
Hani dengan lembut menyentuh wajah Laticia yang memerah karena berlari dan berkata dengan lembut, "Nenek baik-baik saja, cepatlah pergi. Mereka jelas nggak membawamu kembali dengan niat baik. Cedera kepala ini karena ibumu memukulku."
"Apa kata Nenek? Lika yang memukul?" Laticia tidak percaya apa yang didengarnya, suaranya menjadi lebih keras.
Sampai Hani mengatakan yang sebenarnya.
Ternyata Lika tidak bisa menghubunginya melalui telepon, bahkan setelah mencoba berbagai nomor, jadi melampiaskan amarahnya kepada Hani.
Dia menyuruh Hani menulis

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda