Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Istri BayanganIstri Bayangan
Oleh: Webfic

Bab 2

Saat Amelia hendak membuka mulut, Alex sudah menariknya berdiri dengan ekspresi dingin. "Pura-pura apa kamu?" tanya Alex dengan suara yang begitu dingin. "Clara jatuh dari lantai lima, sedangkan kamu cuma jatuh dari lantai dua." "Bangun. Kamu harus ke rumah sakit dan minta maaf padanya." Alex menarik Amelia keluar tanpa ampun. Pria itu sama sekali tidak memikirkan dahi Amelia yang berdarah ataupun luka di lutut Amelia yang terbuka kembali. Dia sama sekali tidak ambil pusing bahwa Amelia merasa sangat kesakitan setiap kali melangkah. Alex menyeret Amelia masuk ke dalam mobil olehnya. Amelia hanya diam di sepanjang perjalanan. Sambil memandangi pemandangan yang melintas cepat di luar jendela, Amelia terus mendoktrin dirinya untuk bertahan sedikit lagi. Dia hanya perlu bersabar sedikit lagi dan setelah itu akan segera bebas. Di kamar rawat rumah sakit, Clara bersandar di kepala tempat tidur dengan lemah. Wajahnya tampak pucat dan pergelangan tangannya terbalut perban. Begitu melihat Amelia, Clara langsung tampak ketakutan. Matanya juga sontak menjadi berkaca-kaca. "Alex ... " Suara Clara terdengar gemetar ketakutan. "Aku ... aku nggak mau bertemu dengannya ... " Alex segera maju dan menggenggam tangan Clara dengan lembut. "Jangan takut. Selama ada aku di sini, nggak akan ada yang berani menindasmu." Setelah itu, Alex berpaling dan menatap Amelia dengan dingin. "Kenapa malah bengong? Minta maaf." Ekspresi Amelia tampak lelah, tetapi juga sangat tenang. Amelia menatap Clara dengan tajam dan bertanya, "Nona Clara, apa benar aku yang mendorongmu jatuh dari ambang jendela?" Clara mengerjap-ngerjapkan matanya, air matanya langsung bergulir turun. "Nggak apa-apa kok kalau Nona Emily nggak mau minta maaf. Aku juga nggak pernah berniat merepotkanmu." Clara terisak, nada bicaranya terkesan seolah-olah dia merasa sangat tersakiti. "Aku sadar kok selama beberapa hari ini Alex selalu bersama denganku. Wajar saja kalau kamu jadi merasa nggak puas. Tapi, kalian kan sebenarnya cuma dijodohkan. Alex juga nggak mencintaimu. Kalau bukan karena statusku nggak sepadan dengannya, dia nggak mungkin jadi milikmu ... " Tangisan Clara makin menjadi dan itu membuat ekspresi Alex menjadi makin masam. "Emily!" bentak Alex menyela. "Aku menyuruhmu ke sini buat minta maaf, bukannya menyinggung perasaan Clara! Kamu mau minta maaf atau nggak?" Amelia memejamkan matanya sejenak. Dia tahu Clara sedang memfitnahnya. Namun ... sebentar lagi dia akan pergi. Amelia tidak boleh membiarkan kerja sama kedua keluarga mengalami masalah atau dia tidak akan mendapatkan 60 miliar itu dan kebebasannya. "Maaf." Amelia berkata dengan suara pelan, "Aku yang salah." Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan hendak pergi. "Berhenti." Alex berkata dengan suara dingin, "Kamu yang mendorongnya, jadi kamu harus tetap di sini merawat Clara sampai dia keluar dari rumah sakit." Amelia mengepalkan tangannya sedikit, tetapi pada akhirnya mengangguk. "Oke." Selama beberapa hari setelah itu, Amelia tidak pernah meninggalkan kamar rawat Clara. Alex juga bisa dibilang ikut tinggal di rumah sakit. Dia meninggalkan semua urusan perusahaan, menyuapi Clara bubur, mengelap tangan Clara dan menidurkan wanita itu ... Alex tidak pernah memperlakukan Amelia seperti itu. Namun, Amelia juga sama sekali tidak merasa cemburu. Dia merawat Clara dalam diam di samping, ekspresinya terlihat begitu tenang seolah-olah semua ini tidak ada hubungannya dengannya. Para perawat pun bergosip. "Ya ampun, ini pertama kalinya aku melihat istri yang begitu besar hati!" "Kamu nggak paham, ini yang namanya puncak mencintai dengan tulus." Perawat lainnya menghela napas. "Saking besar rasa cintanya untuk Pak Alex, dia bahkan rela merawat orang yang disukai Pak Alex karena berharap Pak Alex akan meliriknya sekali saja. Kasihan banget." Kata-kata ini kebetulan didengar oleh Alex yang sedang lewat. Langkahnya pun terhenti dan sorot tatapannya refleks tertuju ke arah seorang wanita bertubuh ramping di dalam kamar rawat. Amelia sedang menundukkan kepala dan fokus mengupas apel, profil sampingnya tampak tenang dan penurut. Rasanya seperti ada perasaan aneh yang muncul dalam hati Alex. Pada hari Clara keluar dari rumah sakit, Alex pun berkata kepada Amelia, "Aku akan mengajak Clara liburan selama beberapa hari ini. Jangan cari aku kalau nggak ada yang penting." Amelia mengangguk. "Ya." Amelia memandangi sosok Alex yang berjalan pergi sambil menggenggam tangan Clara dengan perasaan lega. Akhirnya, dia tidak perlu menghadapi mereka lagi. Setelah pulang ke rumah, Amelia mulai merapikan barang-barangnya untuk mempersiapkan kepergiannya. Selama beberapa hari setelah itu, Amelia melihat unggahan Clara di Instagram. Alex mengajak Clara berlibur ke Negara Maldona, menyalakan lampu nomor untuk Clara saat menghadiri lelang, serta menghabiskan banyak uang untuk membeli perhiasan yang Clara suka ... Amelia hanya melirik sejenak, lalu melanjutkan dengan tenang. Dia tidak peduli. Dia tidak pernah peduli.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.