Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 164

Myria masuk ke dapur, membereskan alat makan dengan wajah tenang. Keran air membilas busa. Dia merasa dirinya cukup tenang. Tapi, setetes air mata mengalir dari pipinya dan jatuh ke dalam wastafel. Myria tertegun sejenak. Dia menatap ke atas, kebingungan. Lalu, air mata lain jatuh dari pipinya. Dia refleks menggosok matanya sehingga matanya kemasukan busa sabun dan membuatnya menangis lebih keras. Dia hanya ingin tahu, apakah Yavin pernah menyukai dirinya? Sedikit saja pun tidak apa-apa. Mungkin tidak perlu suka. Sedikit kesan baik pun sudah cukup. Keengganan dan penolakan Yavin untuk membicarakannya membuat Myria menyadari bahwa Rani di masa lalu sangatlah konyol. Dia membuka keran air. Suara air sangat keras. Myria tidak ingin menahan tangisannya, dia juga butuh meluapkan emosi, dia juga manusia. Dia tidak terbuat dari baja. Jantungnya rapuh dan membara. Entah berapa menit kemudian, dia sudah cukup menangis. Myria mencuci tangan, membasuh wajahnya dengan air dingin, merasakan sensasi

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.