Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 389

Liana bertanya dengan suara pelan. "Bagaimana mungkin!" "Aku hanya berpikir, kalau Kak Devan ditangkap, dia pasti akan menghubungi keluarga!" "Kalau sampai melibatkan Keluarga Atmaja .... Ini akan jadi masalah besar!" "Itulah kenapa aku sangat khawatir, nggak ingin Kak Devan terus terjerumus, membuat kesalahan lagi!" Marco dengan cepat mencari alasan, menjelaskan dengan suara rendah kepada Liana. Ketika mendengar itu, Liana langsung mengerti. Bahkan tatapannya kepada Marco menjadi lebih hormat. "Marco, aku nggak menyangka kamu bisa berpikir sejauh itu!" "Aku benar-benar harus melihatmu dengan cara yang berbeda mulai sekarang!" "Kamu benar-benar peduli pada Keluarga Atmaja. Inilah yang disebut seseorang yang memiliki hati untuk keluarga!" Liana mengangguk perlahan, wajahnya tampak penuh semangat. Dia pun memutuskan, demi Marco, untuk tidak membiarkan Devan melakukan hal-hal yang dapat merugikan Keluarga Atmaja. "Devan, cepat kembalikan barang itu kepada pemiliknya. Jangan terus bersikap keras kepala!" Liana memerintahkan dengan tegas. "Kembalikan? Hanya karena kamu nggak mengalami hal ini, kamu bisa berbicara begitu santai?" Devan menjawab dengan nada dingin. "Apakah kamu nggak terlalu membesar-besarkan masalah ini?" "Dia sudah bilang kalau dia hanya mengganti pakaian di sini. Kamu nggak punya bukti kalau dia melakukannya!" "Sekarang, kamu malah merampas barang milik orang lain. Apa kamu pikir itu adalah tindakan yang benar?" "Meskipun benar dia mengambil foto, memang kenapa?" "Sebagai seorang selebriti internet, bukankah dia memang ditakdirkan untuk dilihat orang lain?" "Kamu ini sudah keterlaluan, terus mempermasalahkan hal ini. Benar-benar menjengkelkan!" Liana melirik Devan dengan tatapan tajam, lalu mendengus meremehkan. Dalam setiap kata-katanya, ada rasa benci dan penghinaan terhadap Devan. Namun, ucapan itu tidak mengubah keputusan Devan sedikit pun. "Benar itu benar, salah itu salah!" "Jangan bicara hal-hal yang nggak berguna padaku, aku nggak peduli!" "Yang benar-benar aku pedulikan adalah, keluarga dan teman-temanku nggak terluka!" Keyakinan Devan sangat teguh. Dia langsung membuka kamera itu. Kemudian, dia pun mulai memeriksanya. "Haih!" Dekta akhirnya tidak tahan lagi. Dia menundukkan kepala, menghela napas panjang penuh keputusasaan. Dia tahu bahwa kali ini dia tidak akan bisa menyembunyikannya lagi! Dia hanya bisa menunggu hukuman yang akan datang! Wajah Marco bahkan lebih pucat, seolah seluruh tulangnya terasa lemas. Dia tahu dengan sangat baik bahwa isi di dalam kamera ini pasti akan terungkap. Namun, bagaimana caranya agar dirinya tidak terseret dalam masalah ini? Marco menjadi makin gelisah, sungguh tidak tenang. Keringat dingin terus mengucur dari dahinya, rasa cemasnya makin menjadi. Pada saat itu. Devan sudah membuka kamera, menemukan foto-foto yang baru saja diambil oleh Dekta. Ketika melihat foto-foto itu, Devan hanya melihat pemandangan yang benar-benar mengejutkan. Dia segera mengernyitkan kening, wajahnya penuh dengan kemarahan. Dia tidak menyangka bahwa foto-foto ini benar-benar ada! Selain itu, foto-foto ini diambil dengan sangat jelas! Kulit sehalus permata, punggung yang terlihat begitu menawan. Kaki jenjang yang indah setelah gaun panjang dilepas. Semua itu benar-benar memukau. Foto-foto itu begitu jelas! Devan tidak pernah membayangkan bahwa pertama kalinya dia melihat sisi pribadi Della adalah dalam situasi seperti ini. Wajahnya tampak makin suram, matanya penuh dengan api kemarahan. Benar. Kali ini buktinya sudah sangat jelas! Tepat ketika Devan bersiap menggunakan ini sebagai bukti untuk menangkap Dekta. Tiba-tiba. Foto berikutnya langsung membuat Devan terpaku di tempat. Wajahnya menunjukkan keterkejutan yang luar biasa. Dia melihat wajah wanita di foto itu! Ternyata, itu bukan Della! Melainkan .... Liana!

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.