Bab 20
Ketika pesawat mendarat di landasan, hujan rintik tiba-tiba turun dari langit.
Baru saja turun dari pesawat, udara dingin yang lembap langsung menerpa wajah Charlie, membawa aroma khas kota ini yang begitu familier.
Dia menepis tangan yang hendak memayunginya, membiarkan hujan membasahi wajahnya.
Sopir membukakan pintu dengan hormat, dan dia menunduk lalu masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, pemanas bekerja dengan baik. Dia memejamkan mata, bersandar pada kursi, membiarkan rasa lelah menyerangnya seperti gelombang pasang.
Mobil melaju stabil, pemandangan kota di luar jendela melintas dengan cepat.
Charlie tak berminat melihatnya. Dia mengambil ponsel dan menelepon asistennya.
"Halo."
Suaranya terdengar serak.
Asisten di seberang tampak terkejut sejenak, lalu menjawab sopan, [Pak Charlie, Anda sudah kembali?]
"Ya," jawab Charlie datar. "Sekarang datanglah ke vila di pusat kota. Ada hal yang harus aku serahkan padamu."
[Baik, Pak Charlie. Saya segera ke sana.]
Asisten tidak berani menun

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda