Bab 7
Di ruang VIP rumah sakit.
Charlie duduk di kursi pendamping di sisi ranjang, memegang segelas air hangat. Embun tipis yang menempel di dinding gelas membuat jari-jarinya yang jenjang tampak makin ramping.
Nadya bersandar setengah pada sandaran ranjang, meneguk air hangat yang dia sodorkan sedikit demi sedikit.
"Pelan-pelan." Charlie condong sedikit, mendekatkan gelas itu padanya. "Kata dokter, kamu belum boleh minum terlalu banyak sekaligus. Bisa tersedak."
"Charlie, apa aku merepotkan?"
Charlie mengeluarkan tisu dan mengusap sudut bibirnya dengan lembut
Gerakannya menjadi lebih lembut, dan suaranya penuh perhatian. "Jangan bicara yang aneh-aneh." Dia meletakkan gelas di nakas, lalu merapikan selimutnya. "Kamu baru sadar, jangan pikir macam-macam dulu. Tidurlah sebentar."
Namun, Nadya menggeleng, matanya berkaca-kaca. "Aku nggak mau tidur. Rumah sakit ini terlalu pengap."
Dia memandang langit yang kelabu di luar jendela, lalu tiba-tiba menoleh, berkata dengan penuh harap, "Temani aku k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda