Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 284

Hendry hendak membuka pintu depan. Namun, Wendy justru memilih duduk di belakang. Gerakan tangan Hendry terhenti sejenak. "Pak Hendry, ayo jalan sekarang. Kita harus segera menemukan Felica." Hendry melirik Wendy melalui kaca spion. Wendy duduk di kursi belakang, terus menunduk menatap ponselnya. Wajahnya terlihat pucat, membuat parasnya yang dingin dan anggun tampak makin memesona. Perhatian Wendy sepenuhnya tertuju pada Felica. Wendy hanya melirik Hendry sekilas. Kini, mereka terpisah, satu di depan, satu di belakang. Begitu asing dan jauh. Hendry mengalihkan pandangannya, lalu menekan pedal gas. "Oke." Sepanjang perjalanan, Felica menangis tersedu-sedu. Hatinya benar-benar hancur. Namun, di tengah tangisnya, dia merasa ada yang tidak beres. Lantaran dia menyadari bahwa jalanan ini bukan rute pulang. Bahkan, makin jauh, makin sepi dan terpencil. Felica menatap sopir di depannya. "Pak, ini bukan Jalan Saroja. Kamu mau bawa aku ke mana?" Sopir itu melepas topinya, memperlihatkan bekas

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.