Bab 301
Merry merasa hal itu lucu, sudut bibirnya terangkat, tapi di matanya sama sekali tidak ada sedikit pun senyuman.
"Kelihatannya, aku nggak seharusnya secepat ini sudah mengerti."
Shayne menutup pintu kamar, lalu berjalan ke depan wanita itu.
"Merry, kesabaranku ada batasnya." Pria itu sedikit membungkuk, kedua lengannya bertumpu di meja rias, membentuk lingkaran yang mengurungnya di dalam.
Dia menundukkan kepala, menatap mata Merry, pupil hitamnya bagai sumur yang dalam dan memancarkan hawa dingin yang menusuk.
"Istri yang aku nikahi, bukan untuk dipajang di rumah."
Wajah Merry tampak kaku.
Seakan menyadari perubahan itu, Shayne mengulurkan tangan dan perlahan membelai pipinya. Gerakan Shayne sangat lembut, nada suaranya pun jadi jauh lebih hangat.
"Aku akan kasih kamu waktu untuk menenangkan diri, tapi itu bukan berarti aku rela lama-lama pisah rumah denganmu. Merry, aku ini pria normal."
Merry paham makna tersirat dari kata-katanya dan berkata dengan ekspresi datar, "Kamu bisa cari wa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda