Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1605

"Kalau gitu, sudah diputuskan." Teguh menunjukkan kesetujuan dan berkata, "Nggak ada waktu untuk menunda-nunda, ayo berangkat." "Hati-hati, ya." Segera Teguh dan Karisa berangkat di tengah gelapnya malam. Cahaya matahari belum menyingsing, takkan ada orang yang berlalu-lalang. Mereka berdua berlari dengan cepat. Karisa juga menjelaskan situasi kepada Teguh. "Raja Serigala, ada yang harus kuberitahukan padamu ..." "Saat Aliansi Racun dan Pemimpin Agung menuju garis depan." "Akasa Arkais sudah mengendalikan petinggi Negara Yuarni." "Bahkan sang raja." "Hingga para prajurit." "Mereka semua sudah menjadi boneka Fernanda." "Akan sangat sulit bagi kita untuk mencari jejak Nona Rina." Teguh merasa cemas. Memang benar. Meski Negara Yuarni kuat, situasinya hampir sama dengan Serenara dulu. Tedja hanya bisa pergi dari tanah airnya ketika berhadapan dengan keluarga bela diri kuno. Sebuah organisasi bela diri kuno yang kuat ... Asalkan ada niat, mampu dengan mudah menggulingkan kekuasaan raja tanpa memerlukan pasukan yang banyak, hanya perlu menggenggam nyawa para tokoh-tokoh penting untuk bertindak sesuai kemauan mereka dan mencapai keberhasilan. Tampak jelas. Situasi di Negara Yuarni saat ini mirip dengan Serenara dulu. Teguh segera bertanya, "Lantas bagaimana menurutmu? Apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Sekarang, kita perlu menuju ke istana." Karisa memicingkan mata dan berkata, "Saat ini hanya ada satu celah yang bisa dimanfaatkan." "Yaitu ..." "Muridku, Onadio Shannon!" "Dia juga merupakan pangeran Negara Yuarni dengan posisi yang sangat bermartabat." Pangeran Negara Yuarni ... Kalau dia bersedia menjadi mata-mata, maka akan sedikit membantu. Teguh bertanya, "Apa muridmu ini masih bisa diandalkan sekarang?" Tidak ada maksud lain dari pertanyaan ini. Dia hanya berusaha lebih waspada di tempat yang asing ini. "Bisa." Karisa mengangguk dan berkata, "Dialah orang yang memberikanku informasi terkini soal Negara Yuarni." Mendengar jawaban Karisa, Teguh merasa lega. Saat mengatakan itu. Mereka tiba di luar istana. Istana Negara Yuarni benar-benar tampak sangat megah. Kalau dilihat dari kejauhan, istana tersebut berbentuk bulat besar. Dinding pertahanan yang menjulang tinggi dengan berbagai pos pengawas di atas. Ada juga penjaga yang berpatroli, benar-benar ketat. Namun. Tingkat keamanan ini, masih belum untuk menghentikan mereka. Setelah mempersiapkan segalanya, menggunakan pakaian khusus dan topeng. Wuss! Ketika mereka mendekat, Karisa mengayunkan tangan kanannya. Tiba-tiba muncul kabut hijau tipis dan segera menghilang seolah-olah tidak pernah ada. Kemudian, ia menepuk pelan tangannya. Angin berembus menuju gerbang. "Achew!" "Achew!" Para penjaga bersin-bersin. "Bajingan!" "Siapa yang sedang membicarakanku di belakang?" "Sialan! Kalau berani, datanglah kemari dan katakanlah di hadapanku!" ... Kedua penjaga itu mengumpat tanpa henti. Mereka tidak disadari. Saat bersin, Teguh dan Karisa menerobos masuk ke dalam istana dengan kecepatan tinggi. "Mulai sekarang, harus lebih berhati-hati." Karisa sebagai guru dari pangeran, pasti pernah datang kemari. Tidak hanya hafal jalan. Namun, juga tahu betul tentang jumlah pos pengawas dan tentara yang berpatroli. Pengetahuan itu membantu mereka berdua menyelinap masuk dengan sangat mudah. Segera. Mereka berdua sampai di dekat aula. Namun, saat ini. Datang penjaga yang berjalan dari kedua sisi. Teguh dan Karisa tidak peduli pergi ke arah mana, tempat apa, atau diam di tempat sekalipun, pasti akan ketahuan. Selain itu. Kalau sampai ketahuan, pasti akan menimbulkan kecurigaan. Oleh karena itu, Karisa memberikan isyarat kepada Teguh untuk metampakkan diri.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.