Bab 474
Masalahnya, fakta yang dipaparkan oleh Ben seolah mendukung pernyataan Natasha tadi.
Fakta yang ada seolah membenarkan bahwa Shani yang sudah meninggal bukanlah 'Shani' yang sebenarnya.
Dengan kata lain, benar kalau Shani yang asli kehilangan ingatan dalam kecelakaan mobil empat tahun lalu dan dibawa oleh organisasi.
"Davin, kamu percaya kata-kata Natasha?" Yoga akhirnya memecahkan keheningan, dengan berani melontarkan pertanyaan yang takut kutanyakan.
Davin masih terus bungkam, kemudian menatapku selama beberapa saat.
Aku merasa hidungku terasa perih. Perasaanku mulai tidak keruan.
"Kenapa kamu duduk di sini? Sengaja memisahkan aku dan istriku?" Setelah beberapa saat, Davin kembali buka suara, kali ini dengan nada muram dan dingin.
Spontan, aku mengangkat kepala untuk menatapnya dengan mataku yang sudah sedikit memerah.
Aku melihat Davin tiba-tiba menendang Yoga, lalu menarikku. "Aku mau duduk bersama Shani."
Seolah jengah dengan drama percintaan ini, Yesa mencibir dari kursi depan, meniru Davin dengan nada sinis. "Aku mau duduk bersama Shani ... "
Yoga dipaksa bertukar tempat duduk dengan Davin dan sekarang Davin duduk di tengah-tengah kami berdua.
"Aku dari tadi berpikir, kenapa organisasi itu tiba-tiba mengutus pemeran penting seperti Natasha dan sengaja ingin menggunakan subjek eksperimen baru untuk menggantikan Shani? Mungkin tujuan mereka adalah untuk mengambil kembali 'Sanny' sebagai subjek eksperimen, mengeluarkan kloning baru ke tengah-tengah masyarakat, lalu ... hiatus sementara dan bersembunyi untuk sementara waktu. Nanti ketika waktunya sudah pas, mereka baru akan melanjutkan eksperimen?" Davin bergumam, seolah bertanya-tanya sendiri.
Yesa tiba-tiba mengacungkan jempol kepada Davin. "Aku juga berpikir begitu."
Saat itu, Davin menggenggam tanganku erat-erat dan berkata dengan nada serius, "Itu berarti ... Shani berada dalam bahaya."
Benar, mereka pasti akan menghalalkan segala cara hanya untuk membawaku pergi.
"Kalau aku ... bisa jadi yang Natasha katakan itu benar. Shani yang meninggal itu bukan Shani dan Shani yang asli sekarang ada di tangan organisasi." Aku menoleh, menatap keluar jendela, kemudian melanjutkan, "Davin, Shani yang kamu cintai itu mungkin nggak pernah mencintai orang lain sampai sekarang. Dia masih Shani Kusuma yang dulu ... "
Kalau semuanya memang harus berakhir di sini, maka inilah akhir terbaik dan terindah bagi Davin.
"Shani ... " panggil Davin seraya menggenggam erat jemariku lagi.
Pandanganku beralih, mendarat mengunci tatapan Davin dengan perasaan yang bercampur aduk.
Mobil Natasha perlahan berhenti di depan sebuah vila di pinggiran Kota Hairo.
Vila ini berada di atas bukit dengan pemandangan sekitar yang sangat indah.
Aku turun dari mobil dan sudut mataku langsung menangkap sosok yang sedang berdiri di lantai dua.
Sosok itu mengenakan gaun putih. Rambut panjangnya berkibar tertiup angin.
Dadaku tiba-tiba terasa sesak, langkahku seketika berubah kaku.
Bukan, bukan mirip. Bukan hanya sekadar mirip, tetapi dia benar-benar sama persis dengan Shani.
Pandangannya juga melihat ke arah kami, menyapu wajah kami satu per satu, sampai akhirnya pandangannya tertuju padaku.
Tatapan mata kami saling terkunci, membuat detak jantungku semakin tidak keruan.
Kloning ... Kembar identik ...
Ah, benar-benar sebuah subjek eksperimen yang mengerikan.
Keterkejutan di wajah Davin juga sangat kentara. Tanpa sadar, seolah ditarik oleh magnet, kakinya tiba-tiba melangkah menuju taman vila.
Ben sampai terperanjat dan mengumpat saking kagetnya. Kemudian, dia menoleh ke arah Yesa dengan tidak percaya. "Astaga! Kalau saja aku nggak melihat mayat Shani dengan mata kepalaku sendiri, pasti sudah terkecoh, 'kan? Dia sama persis dengan Shani Kusuma."
Yesa mengernyit. "Bukannya ini terlalu mengerikan? Kalau mayat Shani nggak ditemukan waktu itu dan suatu saat wanita ini muncul, nggak akan ada yang percaya kalau Shani yang sebenarnya sudah mati karena mereka sama persis, bahkan sampai ke DNA-nya ... "
Andai saja dulu Arya tidak melihat jenazah Shani, dia pasti percaya bahwa Shani tidak mati saat bertemu wanita di hadapan kami ini. Malah mungkin dia akan jadi orang pertama yang percaya kalau Shani Kusuma masih hidup.
Kalau dipikir efek ke depannya, eksperimen-eksperimen seperti ini malah hanya akan menyebabkan hal-hal yang mengerikan.
Mungkinkah ini juga alasan jenazah Shani ditempatkan di kotak kaca setelah meninggal? Untuk dipamerkan kepada publik?
Mungkin Shani tidak ingin mati sia-sia dan tidak ingin ada seorang pun yang bisa menggantikannya?
"Mungkinkah Shani sendiri yang merencanakan semua kejadian itu sendiri? Apa mungkin Shani sengaja bunuh diri ... " kata Yesa bergumam pelan. "Siapa tahu Shani sebenarnya adalah otak di balik kasus pembunuhan berantai itu? Ah, nggak, nggak mungkin. Bukti yang kita kumpulkan di bangunan yang hancur itu sudah cukup untuk ... "
"Ssst!" Ben mengernyit, memotong pembicaraan Yesa.
Yesa tertegun ditegur seperti itu, kemudian menurut untuk diam.
Yoga juga mengekor dari belakang, lalu mendongak, melihat wanita di lantai atas.
"Dia adalah Shani-nya Vincent yang sebenarnya. Kamu sendiri juga sudah mulai ragu akan identitasmu sendiri, 'kan?" Natasha berdiri di belakangku seraya berbicara pelan, lalu melanjutkan, "Shani-nya Vincent masih bersih, baik jiwa ataupun tubuhnya. Seluruhnya masih suci. Bukan Shani yang pernah mencintai Arya dan memiliki anak dengan Arya ... "
"Diam!" Suka tidak suka, harus kuakui kalau orang ini berhasil membuatku marah. Emosiku sudah tidak terkendali sekarang.
Bahkan seluruh tubuhku bergetar, tanpa bisa kukendalikan.
Namun, semarah apa pun diriku, aku tidak bisa menyangkalnya. Rasanya kemarahanku yang memuncak ini adalah karena aku merasa malu dan kalah darinya.
"Kamu itu subjek eksperimen yang cacat. Kalau perusahaan ingin menarikmu kembali, seharusnya kamu menghilang dengan tenang. Biarkan Shani yang masih suci hidup dengan Vincent. Setelah itu, organisasi akan berhenti dan bersembunyi dari seluruh dunia. Vincent dan Shani akan menjalani sisa hidup mereka dengan tenang dan bahagia. Sadarilah kalau sekarang organisasi sedang memberikanmu kesempatan. Korbankan dirimu, ikutlah dengan kami, maka organisasi akan melepaskan Vincent dan memberikan Shani yang masih suci untuk mendampingi hidupnya."
Natasha angkat bicara lagi, menawarkan solusi manis yang terlalu menggiurkan untuk ditolak.