Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Misteri KematiankuMisteri Kematianku
Oleh: Webfic

Bab 478

Aku menutup telepon sambil berderai air mata, lalu melempar gelas dan botol anggur ke sembarang arah. Aku frustrasi, tidak peduli kakiku menginjak pecahan kaca sehingga darah segar mengotori lantai. Dengan telapak kaki berdarah-darah, aku berjalan masuk ke kamar mandi dan mandi di bawah pancuran. Dalam kekalutan, indraku menjadi sangat sensitif. Aku mulai paranoid dan merasa ada kamera CCTV di mana-mana. Aku mulai menghancurkan barang-barang di kamar hotel. Dimulai dari memecahkan cermin, aku pun membuat berantakan seluruh ruangan sambil diam-diam melirik ke arah kamera CCTV tersembunyi di balik cermin dengan senyuman sinis. Organisasi kriminal ini benar-benar tidak peduli privasi, ya. Aku menghabiskan waktu dengan tidur di hotel seharian penuh. Keesokan harinya, aku menggunakan kartu kredit Davin untuk membayar biaya ganti rugi, lalu pergi. Saat itu, Davin sudah menungguku di depan pengadilan agama. Rupanya dia serius ingin bercerai denganku. "Sudah yakin?" tanyaku pasrah, memastikan sekali lagi apakah dia yakin bahwa wanita itu adalah Shani Kusuma yang asli. "Maaf ... Dia benar-benar Shani," jawab Davin sambil menatapku, menegaskan bahwa wanita itu adalah Shani yang asli. "Kamu juga pernah yakin bilang aku adalah Shani." Aku dengan ketus menanggapi permintaan maafnya sambil menatap matanya dengan intens. Pria di hadapanku ini langsung mengalihkan pandangan. "Maaf ... Waktu itu aku berusaha menipu diri sendiri dan mencoba meyakinkan diriku kalau kamu adalah Shani." Aku tersenyum sinis, lalu menandatangani perjanjian perceraian dengan Davin. Kami diberitahu bahwa kami harus menunggu selama satu bulan, baru perceraian kami dianggap sah. "Nggak bisa lebih cepat?" tanyaku tidak sabar. Petugas yang melayani kami menggeleng. "Nggak bisa, Bu. Sudah aturannya seperti ini." Aku juga tidak berniat bertanya lagi, jadi aku segera menandatangani berkas-berkas yang tersisa dan buru-buru pergi. Begitu keluar dari kantor di pengadilan agama, ternyata di luar sedang turun hujan. Seolah mengerti perasaanku, langit mendung ini tampak seakan ikut bersedih. Aku terus berjalan, tak peduli rintik hujan membasahi tubuhku. Seolah tersapu air hujan, semangat hidupku tiba-tiba hanyut begitu saja. Daripada hidup seperti tokoh utama dalam film The Truman Show yang setiap gerak-geriknya selalu diawasi oleh semua orang, lebih baik mati. Dengan begitu, aku bisa terbebas sepenuhnya. Langkahku membawaku ke tepi danau dan tanpa ragu sedikit pun, aku langsung melompat. Byur! Suara air terdengar saat seluruh tubuhku jatuh ke dalam danau. Yang pertama kali menyambutku adalah air dingin yang seketika membungkus tubuhku. Sesak. Aku tidak bisa bernapas. Insting bertahan hidup mendorongku berjuang untuk kembali ke permukaan, tetapi benang kusut di dalam kepalaku seolah menjerat dan menarikku lebih dalam. Plung! Di tengah pergolakan antara naluri bertahan hidup dan pikiran kalut, aku mendengar suara seseorang terjun ke dalam air. Aku membuka mata, menatap cahaya di permukaan air. Davin sedang berenang menujuku, mengulurkan tangan kepadaku. Pria yang baru saja menceraikan aku kini menarikku ke dalam pelukannya, lalu menciumku ... memberikan napas darurat di bawah air. Aku sengaja tidak membuka mulut. Tanpa diduga, penolakanku membuat sorot matanya berubah suram. "Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Akhirnya, dia menarikku ke permukaan dan keluar dari air. Napasku terengah-engah, telingaku berdenging akibat kemasukan air. "Aktingmu terlalu berlebihan ... " Davin memarahiku sambil memelotot padaku di tempat terpencil yang tidak terlihat orang lain. Aku dengan santai berbaring di rumput, kemudian tertawa. Benar. Supaya bisa menipu semua orang, kita harus bisa menipu diri sendiri terlebih dahulu. Beberapa waktu yang lalu, Davin pernah berkata padaku, "Kamu harus yakin kalau kamu adalah Shani. Dirimu adalah apa yang hatimu yakini. Jangan biarkan seorang pun di dunia ini menggoyahkan keyakinanmu." Berkat kejadian ini, aku jadi tahu kalau organisasi itu masih meremehkan aku dan Davin sampai detik ini. "Tetaplah hidup," pesan Davin. Hanya dua kata itu pesan Davin untukku sebelum dia pergi lagi. Tetaplah hidup ... "Vincent!" Aku meneriakkan namanya sambil berbaring lemah di rumput, memeluk erat-erat harapan untuk menyambut kehidupan baru. Langkah pria itu terhenti sambil tetap membelakangiku. "Tetaplah hidup ... " kataku serak, tenggorokanku tercekat. Kita harus tetap hidup, Davin. Kita harus tetap hidup untuk membuktikan pada mereka bahwa kita adalah manusia! Sama seperti manusia lainnya, kita punya hak yang sama, terbuat dari darah dan daging yang sama. Tunjukkan pada mereka bahwa kita punya perasaan yang mungkin saja merupakan kelemahan kita, tetapi kita juga punya keyakinan yang teguh. Aku terdiam sambil berbaring di rumput cukup lama, membiarkan hujan membasahi wajahku. Awan gelap di pikiranku seolah ikut mengalir jauh, membuat pikiranku semakin jernih. Sejak kapan aku dan Davin ... mulai bisa saling memahami isi hati satu sama lain tanpa perlu berkata-kata? Sepertinya permainan mematikan di gedung itu membuatku sepenuhnya membuka diri pada Davin. Entah apa semua perubahan ini merupakan pertanda baik atau buruk. Yang jelas, untuk saat ini, aku memercayai Davin sepenuh hati, tanpa tapi. … Di kediaman Natasha. Ketika langit mulai gelap, aku baru sampai di vila Natasha di atas bukit. Sepertinya dia sudah menduga kedatanganku hari ini. "Aku bisa pergi bersamamu, tetapi aku ingin tahu dulu kebenarannya," kataku langsung pada intinya sambil menatap tajam ke arah Natasha. Sayangnya, penampilanku yang sangat berantakan ini tampak menyedihkan. "Nggak menunggu sebulan lagi untuk mengambil surat cerai resminya?" Natasha malah bertanya sambil tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya dengan seringai sinis. "Selama kami belum resmi bercerai, satu-satunya istri sah Vincent cuma aku." Natasha mengangguk ringan, lalu bertanya pada intinya sambil tersenyum, "Mau tahu kebenaran yang mana dulu?" "Kebenaran di balik kematian orang tuaku dan Joko Isman." (Teman-teman, mulai sekarang kita akan mulai mengungkap rahasia yang kalian tunggu-tunggu! Jangan lupa tinggalkan komentar, ya. Rahasia yang paling membuat kalian penasaran? Aku akan mengungkapnya satu per satu. Tapi pelaku utama pembunuhan berantai dan dalang di balik organisasi akan diungkap terakhir, ya. Hehehe.)

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.