Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Misteri KematiankuMisteri Kematianku
Oleh: Webfic

Bab 486

"Dokter, kalau matamu sampai buta, apa kamu masih punya nilai di laboratorium ini?" tanyaku sambil menyeringai dan mempererat cengkeramanku. Tubuh dokter itu mulai menggigil ketakutan. "Buka semua pintu sel!" Aku memerintahkan seorang staf laboratorium. Staf laboratorium itu tampak ragu. Namun, karena atasannya kujadikan sandera, dia pun patuh dan membuka semua pintu sel. Satu per satu, subjek eksperimen keluar dari ruang tempat mereka dikurung dan berjalan ke arah kami. Orang-orang yang tadinya berlutut di lantai juga berdiri. "Padahal, kamu tadi bilang kalau mereka cuma mau menuruti kamu, 'kan?" tanyaku, kembali menyeringai. Dokter itu benar-benar ketakutan. Aku mendorong dokter itu ke depan salah satu subjek eksperimen sambil berkata, "Tentara bayaran laboratorium yang berjaga di depan butuh waktu lima menit di lorong disinfeksi kalau ingin kemari." Pria yang dijadikan subjek eksperimen itu menatapku dan mencekik dokter yang kudorong ke arahnya. Diiringi bunyi tulang retak, leher dokter itu patah dan dia pun tidak bernapas lagi. Tidak ada perubahan ekspresi di wajah subjek eksperimen yang baru saja membunuh dokter itu. Dia seperti hanya sedang menginjak semut. Setelah mematahkan leher dokter itu, pandangannya masih tertuju padaku dengan tajam. Tatapannya terlihat seperti tatapan binatang buas yang mengikuti instingnya untuk mencari pasangan berkembang biak. Ternyata ada pengembangan daya tarik genetik yang ditanamkan di subjek eksperimen sejak lahir. Subjek eksperimen akan memilih pasangan dengan gen terbaik untuk menghasilkan keturunan yang lebih kuat. Inilah evolusi dalam artian sebenarnya. Tidak bisa kubayangkan akan menjadi sekuat apa keturunan manusia hasil modifikasi gen total itu. "Aku sarankan, kalian jangan mendekat." Aku mundur dengan waspada, tetapi tiga subjek pria kelihatannya telah tertarik pada genku. Pandangan mereka membara seperti ingin menelanku hidup-hidup. Aku mundur perlahan, mencoba mengulur waktu. Saat ketiga subjek eksperimen itu mendesakku ke sudut, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Rombongan tentara bayaran yang mengenakan pakaian pelindung menerobos masuk dan menggiring semua subjek eksperimen kembali ke sel isolasi. Kemudian, datanglah Natasha dalam setelan blazernya. Natasha melihat mayat dokter di lantai dan mengerutkan kening. "Sanny, aku sudah meremehkanmu." Aku menatapnya dengan waspada dan tersenyum dingin. "Dia cuma dokter ... nyawanya nggak sebanding denganku, 'kan?" Natasha melirikku dan menyeringai. "Atasan cuma bilang aku nggak boleh membunuhmu. Mereka nggak bilang aku nggak boleh menyiksamu." "Kalau kamu menyiksaku, aku bisa bunuh diri kapan pun. Aku nggak takut mati. Kamu nggak bisa menghentikanku," ancamku. Ekspresi Natasha berubah muram. Dia akhirnya mengalah. "Hahaha! Kalau CEO Perusahaan Zendrato nggak menginvestasikan ratusan triliun untuk eksperimen reinkarnasi dan memilihmu sebagai subjek eksperimen, apa kamu pikir kamu masih hidup sampai sekarang?" Natasha menggertakkan gigi dan berbicara lagi, "Jangan kira dengan lolos tes kebohongan, aku percaya kalau kamu adalah Shani. Tentara bayaran yang sudah dilatih juga bisa lolos tes kebohongan." Aku sedikit terkejut. Ternyata CEO misterius dari Perusahaan Zendrato tertarik menjadikanku subjek eksperimen. Heh, ini kejutan yang menyenangkan. Setelah CEO Perusahaan Zendrato bertemu dengan pemimpin tertinggi sindikat nanti, aku akan mencari cara untuk menanyakan yang ingin aku ketahui darinya. "Kamu sepertinya nggak suka kalau aku mengalami reinkarnasi," tanyaku sambil tersenyum pada Natasha. "Kamu takut apa? Jangan-jangan, kamu takut roh orang yang kamu sayangi tetap nggak mencintaimu setelah reinkarnasi. Heh, kasihan sekali. Setelah bereinkarnasi pun masih bertepuk sebelah tangan." Aku sengaja memprovokasi Natasha. "Diam!" Amarah Natasha tersulut oleh kata-kataku. "Sanny, kamu jauh lebih menyedihkan dariku. Apa kamu pikir subjek eksperimen modifikasi gen total benar-benar mencintaimu? Aku beri tahu, itu cuma naluri mereka saja! Vincent dan ketiga subjek eksperimen di laboratorium ini cuma tertarik pada genmu! Apa kamu pikir Vincent mencintaimu? Kalau ada perempuan dengan gen yang lebih baik darimu, dia akan meninggalkanmu dan jatuh cinta pada perempuan itu." Natasha menatapku dan tertawa. "Apa kamu pikir, sindikat nggak tahu rencanamu dan Vincent? Kamu sengaja datang padaku, tapi sayangnya, kamu nggak akan bisa pergi dan Vincent ... dia akan tertarik pada Shani lain yang punya gen yang lebih baik. Di tes kebohongan hari ini saja dia nggak datang. Sebagai pewaris Perusahaan Isman, dia masih boleh ikut tes asalkan mau membayar meskipun sahamnya sudah dijual." "Tapi, dia ternyata nggak datang. Sanny, dia nggak menginginkan kamu lagi." Natasha tertawa seperti orang gila, mencemoohku karena ditinggalkan Davin. "Ngomong-ngomong, aku lupa bilang, Vincent sudah tidur dengan Shani yang aku berikan padanya semalam. Ada ketertarikan gen di antara mereka. Dia menginginkan Shani dan mereka akan hidup bersama, sementara kamu ... akan dilupakan." "Sayangnya, Arya sudah membayar puluhan miliar agar kamu nggak terlalu menderita."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.