Bab 209
Rosie menarik sudut bibirnya, lalu melangkah masuk.
"Kenapa baru datang sekarang?" Carlo sempat ingin bertanya apakah ada sesuatu yang menundanya atau mungkin telah terjadi sesuatu.
Namun sebelum Carlo sempat bicara, Rosie berkata datar, "Ibu menelepon berkali-kali. Nanti kamu hubungi dia kembali."
Setelah berkata begitu, dia menyerahkan ponsel pada Carlo.
"Rosie." Carlo hendak meraih tangannya, tapi wanita itu menghindar darinya dengan halus.
Mendengar suara Rosie, Patricia melepaskan tangannya. Dia mengangkat sepasang matanya yang bening, menatap pria di hadapannya dan terkejut seketika.
Lalu dia menatap Rosie dengan sorot mata bersalah.
"Maaf ... aku ...." Dia bergeser sedikit ke samping, mungkin tanpa sengaja menyentuh luka hingga mendesis kesakitan.
"Hati-hati." Carlo mengerutkan kening, menatapnya tanpa bergerak untuk membantu.
Patricia menggigit bibirnya, kedua tangan menggenggam erat seprai sambil menunduk. Butir demi butir air mata jatuh seperti layang-layang putus tali, memba

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda