Bab 222
Carlo terkekeh dan mencubit hidungnya.
Mengapa wanita ini mudah sekali tersipu?
Wajah yang memerah itu membuat orang semakin ingin menggodanya.
"Bangun dan mandi, lalu keluar untuk makan," kata Carlo.
Rosie menarik tubuh yang berat untuk turun dari sisi lain kasur.
Namun Carlo mengetahui rencana liciknya.
Setelah keluar dari kamar mandi, Carlo sudah duduk di sofa sambil menikmati bubur ayam yang dibawakan Yevan. Ada makanan lain di atas meja, yaitu bubur ayam yang sama.
Rosie menghampiri Carlo sambil menopang leher dan duduk di sampingnya.
"Kamu beli ini?" Rosie mengambil bubur ayam yang telah didinginkan untuknya.
"Ibu Patricia mengira aku yang menjaganya saat membawakan sarapan, jadi dia membawakan satu lagi."
"Oke, kalau begitu terima kasih," jawab Rosie dengan santai, "Nanti aku akan menemuinya."
"Kamu nggak harus pergi kalau nggak mau."
"Aku tetap harus pergi."
"Nggak perlu. Malam ini aku harus pergi ke rumah Kakak Ipar untuk acara keluarga."
"Kita yang membawanya ke sini, toh dia

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda