Bab 223
"Ada apa ini?" Rosie menghentikan langkah, jelas sangat penasaran.
Saat ini dua pengawal berwajah garang muncul di pintu, menghalangi jalan dan mencegah siapa pun masuk atau keluar.
Mereka jelas bukan anak buah Carlo.
"Nona Rosie, jangan sok polos! Luka di kaki Patricia bukan urusanmu. Meski Carlo menyelamatkan Patricia dan menggendongnya, itu juga merupakan tugas seorang pria! Kalau keberatan, bilang saja! Nggak perlu sampai meledakkan seluruh vila! Sekarang sudah puas!?" Mario berkata dengan penuh amarah.
Bahkan air liur yang memercik tidak mampu membendung amarah dalam hatinya.
"Meledakkan vila?" Rosie melihat ke arah Carlo, lalu Mario.
Pantas saja Carlo terus mencegahnya menemui Mario. Sekarang Rosie baru tahu kalau dia nyaris menjadi pembunuh yang mereka bicarakan.
Tatapan Mario terus selalu pada Carlo, memperhatikan pria itu melindungi Rosie.
Carlo melirik buket bunga yang berserakan di lantai, lalu merangkul bahu Rosie. Dia melindunginya sepanjang waktu.
"Gas di vila meledak saa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda