Bab 76
Sepertinya dia mulai sedikit menyukai pria itu.
Rosie menoleh dan melihat Carlo berdiri tak jauh di depannya.
Dia mengenakan pakaian rumah hitam sederhana, tapi rapi. Tubuhnya tegap dan wajahnya tampan hingga membuat pipi Rosie merona.
Carlo berdiri di samping meja marmer panjang, hanya sejarak setengah lengan darinya, menatap Rosie dengan sorot mata yang seakan mampu menembus segalanya.
Hatinya panik, bara kecil di dalam dadanya tiba-tiba tersulut, semakin lama semakin menyala.
Kemerahan merambat dari telinga hingga ke pipi.
Kedua tangannya menggenggam cangkir semakin erat.
Rosie merasakan firasat buruk ....
"Tadi malam kamu yang mengantarku pulang?"
"Ya." Carlo menyilangkan tangan di atas meja marmer dan menatap Rosie serius.
"Pakaian yang kupakai juga kamu yang menggantikan?"
"Ya."
Rosie menatapnya dengan malu, mau pergi tapi tidak berani.
Dia menggigit bibir dan bertanya, "Kita semalam apakah ada ...."
Rosie terhenti, tak sanggup melanjutkan.
"Kamu mau bertanya apakah kita melakuka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda