Bab 77
"Itu ... kalungku ...."
Dia meraba lehernya. Itu pemberian Kakek Yudhi, tak boleh hilang.
"Di laci samping tempat tidur."
"Baik." Rosie mengangguk, lalu buru-buru naik ke atas untuk berganti pakaian.
Sesaat pun dia tak ingin berada di dekat Carlo.
Dia membuka laci pertama di samping tempat tidur.
"..."
Dia kaget sampai langsung mendorong kembali laci itu.
"Brak!"
Wajahnya seketika merona merah, seluruh tubuh terasa panas seperti dibakar.
Di tengah musim dingin, keringat tipis muncul di tubuhnya.
Kapan Carlo membeli itu?
Dia sudah menyiapkannya, lalu kenapa masih menolaknya?
Pipinya panas menyengat, bahkan sambal pun tak sepanas ini.
Dia menelan ludah, masih diliputi rasa gugup, lalu membuka laci kedua dengan hati-hati.
Kalung mutiara dan antingnya ada di sana, tersimpan dalam sebuah kotak kecil dan ada kotak lain di sampingnya.
Dia penasaran membukanya, di dalamnya ada bros berbentuk tulip.
Sangat indah, memantulkan cahaya warna-warni. Dia melihatnya dengan saksama, ini adalah model la

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda