Bab 170
Dia alergi bawang, kalau makan di luar hanya bisa sendiri yang mengingatkan pihak restoran. Jarang ada saat-saat di mana dia tidak perlu repot.
Siena agak curiga akan hal itu.
Namun, dia berbalik pikiran ....
Seharusnya Nenek yang sudah memesan, 'kan?
Siena makan beberapa suap, lalu meletakkan peralatan makan. Ricky jelas juga tak banyak selera, dia pun mengangkat kepala menatap Siena. "Nenek sudah menyiapkan sebuah suite di lantai bawah."
Dia berhenti sejenak, lalu berkata lagi, "Pemandangan malam di sini akan sangat bagus."
Siena tahu Nenek ingin mereka punya malam yang indah.
Dia refleks menoleh sekeliling.
Hanya ada pemain biola di sana yang sedang menciptakan suasana, dan juga pelayan di dalam yang samar-samar terlihat.
Kalau dipikir, ini termasuk lingkungan yang cukup ramai dan penuh mata.
"Aku sudah selesai, aku ke sana dulu." Siena berdiri, di sini tidak cocok untuk membicarakan masalah cincin, kalau sampai terjadi kesalahan bisa-bisa malam itu juga sampai ke telinga Nenek.
Ric

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda