Bab 789
Arman agak mengerutkan kening.
Saat ini, dia merasa suasana hati Yolanda ada yang tidak beres.
Tentu saja Vani bisa merasakannya. Dia menatap Arman dengan ekspresi yang aneh sambil bertanya, "Arman, apa kamu sudah menindas Nona Yolanda secara diam-diam? Kenapa dia kelihatannya nggak mau menghiraukanmu?"
"Bagaimana mungkin ... "
Arman menggelengkan kepala sambil tersenyum, lalu berkata, "Yolanda ada adikku, bagaimana mungkin aku menindasnya?"
"Apa? Adik?"
Vani tertegun sejenak, lalu menyunggingkan ekspresi yang makin aneh, "Adik macam apa?"
"Menurutmu? Tentu saja semacam hubungan kakak beradik murni!"
Arman berkata sambil memutar mata.
Bu Vani ini telah menganggap dia menjadi orang semacam apa.
"Oh, ya? Tapi, kenapa aku dengar banyak pria suka mengatasnamakan status seorang kakak untuk mendekati adik?"
Vani menyunggingkan senyuman menarik di bibirnya.
Tatapannya disertai sedikit kesinisan.
"Kamu terlalu banyak pikir!"
Arman tidak tahan memutar mata lagi.
"Haha, sudah! Aku Cuma bercanda.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda