Bab 796
"Ya."
Vani mengedipkan mata.
Arman kembali meletakkan kedua tangan di bahu Vani, lalu mulai memijatnya.
Dengan adanya pengalaman terakhir kali.
Jelas kali ini Vani yang sudah membuat persiapan menggigit bibirnya dengan ringan. Tujuannya agar mulut dirinya tidak mengeluarkan desahan aneh semacam itu.
Energi sejati bergejolak di ujung jari tangan Arman, lalu menyusup ke dalam tubuh Vani melalui pori-porinya.
Vani merasa sangat nyaman.
Bagian bahunya juga seperti ada sebuah aliran hangat yang bergejolak.
Tubuhnya perlahan menjadi rileks.
Matanya terpejam.
Seiring dengan bulu matanya agak bergetar, perlahan timbul niat tidur dalam benaknya.
Arman terus memijatnya.
Kira-kira memijat area bahunya selama lebih dari dua menit.
Setelah merasa sudah cukup, telapak tangan Arman perlahan bergeser ke bawah dan tiba di area punggung Vani.
Teknik jarinya tetap begitu lembut.
Akan tetapi, lembut disertai kekerasan.
Energi sejati yang tipis mengalir rata ke punggung dan setiap meridian Vani secara teru

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda