Bab 246
"Bagaimana kondisi Hans?" jawab Sandy tidak relevan.
Jonatan seakan-akan bicara dengan dinding. "Kamu begini karena khawatir sama Nona Lily?"
Sandy mengerutkan alis. Jemarinya mencengkeram gelas hingga terlihat pucat kebiruan akibat kedinginan. Tampaknya, dia sama sekali tidak menyadarinya.
"Kapan pengobatannya selesai?"
Mungkin karena pengaruh alkohol, makin dipikirkan, perasaannya makin menyimpulkan bahwa dialah yang paling dirugikan.
Jonatan, yang sempat menghasilkan uang untuknya di luar negeri, terpaksa dia panggil pulang hanya dengan satu kalimat.
Ada banyak tuntutan yang membuat dirinya perlu merelakan uang dalam jumlah besar.
Belum lagi Lily, yang masih keras kepala dan tidak bisa diatur.
"Aku sudah beberapa kali bertemu Nona Lily," ujar Jonatan santai sambil menggigit sate. "Menurutku, gadis itu cukup baik. Semisal kamu memang mau mengejarnya, bersikap lebih lunak. Lihatlah Felix, dia jauh lebih lembut dan penyabar darimu."
Jonatan menggigit sate dengan lahapnya.
Sandy mengern

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda