Bab 256
"Tidak, tidak, masih kurang sedikit!" bantah Nadira dengan wajah yang memerah. Pertanyaan ini masih harus dipertimbangkan dengan cermat. Bagaimana mungkin dia menyerahkan hatinya dengan mudah?
Pria itu tersenyum tipis, seolah-olah melihat kebenaran dari kedua tatapannya. Dia kemudian meraih dagu Nadira, lalu menunduk dan mencium bibirnya sambil berkata, "Kalau kamu belum jatuh cinta, aku tidak bisa memberitahumu siapa aku. Tapi, Nona Nadira bisa merasakan kehadiranku dengan serius."
"Hmm ... " Nadira kembali terjebak di dalam perkataannya. Di saat yang bersamaan, dia juga merasa kebingungan. Kenapa dia harus jatuh cinta padanya hanya untuk mengetahui identitasnya?
Namun, pikirannya menjadi kacau karena ciuman tersebut. Ciuman yang panjang membuat Nadira turun dari tubuhnya dengan kondisi yang lemas.
Pria itu kembali melemparkan selembar dokumen padanya, lalu bersandar di sofa sambil melipat kedua lengannya dan berkata, "Bacalah, jam kerjamu sore ini sudah menjadi milikku."
"Kamu menyal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda