Bab 469
Hanya terlihat wajah tampan Damian digambar dua garis alis yang keren dan rapi dengan jarum emas. Jarum emas juga ditusukkan di antara alis dan di tengah dahi, penampilannya terlihat sangat lucu.
"Kak Damian, apakah kamu nggak enak badan?" tanya Calvin sambil menahan tawa.
"Aku baik-baik saja," jawab Damian.
"Jadi kamu ... " tutur Calvin sambil menunjuk jarum emas yang lucu di wajah Damian.
"Ditusuk oleh Alice," ucap Damian.
Calvin berpikir dalam benaknya, tentu saja aku tahu itu ditusuk oleh Alice. Siapa lagi yang berani menusukkan jarum di wajahmu yang berharga selain dia?
Namun, kamu juga tidak bercermin dan melihat betapa lucunya penampilanmu?
Walaupun Calvin tidak belajar kedokteran, dia juga sedikit memahami tentang titik-titik akupunktur pada tubuh manusia. Apakah ini adalah akupunktur?
Ini jelas-jelas lelucon!
Tidak menyangka bahwa Nona Alice yang biasanya dingin dapat melakukan hal yang begitu kekanak-kanakan. Yang mengejutkan adalah Kak Damian justru membiarkannya melakukannya!
"Apakah nggak sakit?" tanya Calvin. Dia yang melihat saja merasa sakit.
Damian menjawab, "Sakit."
"Jadi nggak melepaskannya?" tanya Calvin.
Damian menjawab, "Alice akan marah jika dilepaskan."
Calvin tidak bisa berkata-kata.
Kamu begitu memanjakannya?
Bisa ditoleransi jika hanya tidak mengganggu tidur Alice, tetapi malah membiarkannya berbuat semena-mena!
Cepat atau lambat, kamu akan memanjakannya sampai tak terkendali!
Damian memeriksa kontrak yang dibawa oleh Calvin dengan saksama. Setelah memastikan bahwa tidak ada kesalahan, dia menandatanganinya.
Kemudian, Damian kembali mengambil pel yang diletakkan di samping dan melanjutkan mengepel lantai.
Di dalam kamar, Alice yang sedang bersandar di tempat tidur sambil mengelus kucing mendengar suara percakapan mereka berdua, sudut bibirnya tidak bisa menahan senyum.
Di depan pintu ruang tamu, Jovi mendengarkan percakapan mereka berdua dengan perasaan yang tidak menyenangkan.
Jovi merasa Alice menjadi sombong karena terlalu dimanjakan. Kenapa bisa membiarkan Pak Damian yang berstatus terhormat melakukan pekerjaan kasar, bahkan ditusuk jarum seperti itu. Sungguh memanfaatkan rasa suka Pak Damian dengan sengaja dan menyiksanya.
Jika itu adalah dia ...
"Ya ampun, Kak Damian. Kenapa Alice menusukmu sampai seperti ini?" ucap Jovi sambil menghampiri Damian. Lalu dia melanjutkan, "Kalau jarum emas ini nggak ditusukkan di titik akupunktur yang tepat akan terasa sangat sakit. Aku bantu kamu melepaskannya, ya?"
"Enyah!" Damian menghindarinya dengan jijik. Damian masuk ke kamar dan melanjutkan pembersihan.
Wajah Jovi terlihat agak tidak rela, tetapi dalam lubuk hatinya ada sebuah suara yang memberitahunya, asalkan membuat Damian melihat bahwa dia lebih perhatian daripada Alice, Damian pasti akan luluh suatu hari nanti.
"Kak Damian, merapikan kamar adalah pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh wanita. Kamu tinggalkan saja, biar aku yang merapikannya," tutur Jovi.
Jovi mengikutinya masuk ke dalam kamar. Melihat Alice sedang duduk santai di tempat tidur sambil mengelus kucing, dia juga tidak merasa canggung, karena Alice yang memintanya datang.
Alice memanggil Jovi datang karena ingin memintanya merebus obat untuk Wenda. Namun, Alice mengerutkan kening saat mendengar Jovi terus menerus memanggil "Kak Damian".
Tatapan Alice bolak balik antara Damian dan Jovi, lalu dia bertanya, "Sejak kapan hubungan kalian menjadi begitu akrab?"
"Alice, kamu jangan salah paham. Semalam kami hanya menemani Tiramisu infus obat di rumah sakit hewan. Saat itu, Kak Damian bertanya beberapa hal mengenai masa lalumu. Nggak ada maksud lain," jelas Jovi segera.
Namun, penjelasan ini semakin menimbulkan salah paham.
"Tentang apa yang berkaitan denganku? Kamu nggak bisa bertanya padaku, malah bertanya kepada dia?" Alice bertanya pada Damian.
Jovi langsung menjawab lebih dulu, "Alice, kamu jangan menyalahkan Kak Damian. Dia hanya ingin tahu lebih banyak tentang masa lalumu ... "
"Diam! Apakah dia bertanya padamu?" Damian melirik Jovi dengan tatapan dingin.
Pemeran utama wanita ada di sini, apakah gadis kecil ini tidak melihatnya?
"Maaf ... " ucap Jovi sambil mengernyit.
Jovi memiliki wajah yang polos. Sepasang mata besarnya menatap Alice, berkedip-kedip dan terlihat tidak bersalah. Itu membuat orang tidak tega menyalahkannya.
Dulu Jovi juga selalu begitu, jika melakukan kesalahan, dia akan meminta maaf dengan wajah polos. Alice dan Nenek Yulia tidak akan terlalu mempermasalahkannya dan menyalahkannya.