Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 478

Dalam perjalanan kembali ke klinik. Yofie membuka pintu mobil sambil bertanya kepada Alice yang duduk di kursi pengemudi, "Enam triliun ditambah dengan dua persen saham? Grup XS belum tentu bisa memberikan harga setinggi itu. Apa jangan-jangan kamu berniat untuk menggantung keluarga Cavali?" Alice sedang mengirim pesan kepada Mitha, jadi dia tidak melihat ke arah Yofie dan langsung berkata, "Kamu pikir cip bisa diteliti dalam satu atau dua tahun?" Cip yang sepenuhnya dikembangkan sendiri, jika cepat, mungkin akan memakan waktu sekitar sepuluh tahun atau lebih, Jika lambat, entah sampai kapan. "Nggak juga. Aku hanya merasa meskipun sekarang Grup XS punya prospek yang bagus, modalnya nggak sekuat keluarga Cavali. Mereka mungkin nggak bisa memberikan biaya sebesar itu kepada pekerja mereka. Aku takut mereka akan menawarkan harga yang rendah, yang nggak menguntungkan bagimu untuk menaikkan harga dengan keluarga Cavali," kata Yofie. Alice tidak bisa berkata-kata. Dia pergi ke Grup XS juga belum tentu untuk bernegosiasi harga. Tujuannya utama adalah mencari seseorang. "Oh, ya, apa rencanamu soal perintah penangkapan yang Rowen katakan itu? Bagaimana kalau aku suruh Bastian untuk memeriksanya?" tanya Yofie lagi. Tidak ada yang menyangka bahwa surat perintah penangkapan internasional bisa dimainkan seperti ini. Bukan untuk menangkap orang, tetapi untuk mencari orang. Namun, mereka berdua tidak yakin apakah yang dikatakan Rowen itu benar atau tidak. Jadi, lebih baik mencari seseorang untuk memastikannya. "Nggak usah, aku sudah suruh Mitha mencari seseorang untuk memeriksanya," kata Alice. Sesampainya di depan klinik, Alice membuka sabuk pengaman, lalu berkata, "Aku akan menghubungimu saat tanggal satu. Nanti kita akan pergi bersama ke acara ulang tahun Grup XS yang ketiga." Yofie menjawab, "Oke." Setelah Alice turun dari mobil, Jova langsung menyambutnya di depan pintu dan berkata, "Alice, setelah kamu pergi, Silvi datang mencari Nenek Yulia." Alice langsung mengernyit. Dia belum mencari Silvi, tetapi Silvi malah datang ke sini dulu. Alice memberikan teh susu yang dibelinya saat perjalanan pulang kepada Jova untuk dibagikan kepada semua orang. Setelah itu, Alice meletakkan tasnya, lalu mencuci tangan dan masuk ke ruang pemeriksaan. Di ruang pemeriksaan, Nenek Yulia baru saja selesai memberikan suntikan pada seorang pasien, lalu dia memanggil pasien terakhir. Alice memintanya untuk beristirahat sebentar dan berkata bahwa dia sendiri yang akan memeriksa pasien itu. Kebetulan pasien terakhir mengenal Alice sehingga dia merasa sangat bersemangat. Sejak Alice mengungkap sifat asli Selvi, Klinik Dewi Medis Yulia di Kota Canai kembali ramai. Setiap hari, ada saja orang yang datang. Namun, Alice membuat aturan bahwa klinik ini hanya akan buka selama lima hari dalam seminggu. Klinik juga hanya akan menerima sepuluh pasien per hari dan nomor antrean akan dibuka satu minggu sebelumnya. Pasien yang mau datang berobat harus membuat janji temu secara daring dan mengirimkan riwayat medis serta pengobatan sebelumnya. Riwayat penyakit yang lebih parah akan diprioritaskan. Klinik tidak menerima pendaftaran langsung dan kasus darurat. Penyakit seperti pilek biasa dan luka kecil tidak diterima. Mengenai biaya medis, boleh bayar sesukanya. Kalau suasana hati sedang baik juga bisa berkonsultasi secara gratis. Benar-benar sebebas itu. Jadi, pasien yang datang berobat itu seperti membuka kotak misteri mewah. Bertemu dengan dokter sakti tanpa nama itu adalah keuntungan besar, tetapi Nenek Yulia juga tidak buruk. Hanya saja, sulit untuk mendaftar. Selesai memeriksa pasien, Alice menulis resep obat, kemudian menyuruh perawat Jean untuk memberikannya kepada Jovi. Sementara itu, Alice kembali ke ruang belakang barat. Nenek Yulia sedang bermain-main dengan kucing kecilnya di ruang tamu. Ketika melihat Alice pulang, kucing itu langsung mendekat dan menggosok-gosokkan tubuhnya di kaki Alice. Alice membungkuk untuk mengelusnya, kemudian bertanya kepada Nenek Yulia, "Kenapa Silvi mencarimu?" "Dia menyuruhku ikut dengannya. Katanya dia membuka klinik untukku di Kota Canai," kata Nenek Yulia dengan jujur. Alice tertegun. Manusia itu memang tidak pernah puas. Sebelum Alice bertanya, Nenek Yulia langsung menjawab, "Jangan khawatir, aku nggak akan pergi." Alice takut neneknya akan ditipu oleh Silvi. Namun, sepertinya itu hanya kekhawatirannya saja. Dia berdiri, lalu memeluk neneknya sembari berkata, "Nenek mau pergi atau nggak, aku akan menghormati keputusanmu dan nggak akan menghalangimu untuk berhubungan dengannya. Tapi, kalau dia menyakitimu lagi, aku nggak akan melepaskannya." Alice belum membalas perbuatannya sejak kejadian itu! Nenek Yulia pun memeluk Alice, lalu tiba-tiba hidungnya terasa masam dan matanya memerah.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.