Bab 12
Aku sudah sampai di rumah.
Aku memegang sepatu hak tinggi, kelelahan dan berdiri tanpa alas kaki di depan pintu rumah.
Suara pembukaan kunci sidik jari terdengar sangat pelan.
Begitu pelan sehingga tidak akan menarik perhatian siapa pun.
Aku ingin menemui suamiku untuk mencari penghiburan sekarang juga.
Baik secara psikologis maupun secara fisik.
Aku hanya ingin memeluknya erat-erat hingga dia menyatu dengan tubuhku.
Namun tiba-tiba dari kamar tidur terdengar suara aneh, disertai suara pelan pria dan wanita yang saling bercanda.
Dadaku seketika terasa sesak.
Aku diam-diam mengintip ke sana.
Sebuah ranjang yang begitu besar.
Di atasnya ada suamiku dan bibiku tercinta.
Selimut yang kusut menjadi satu gumpalan, bersama dua tubuh yang terus saling bergumul.
Aku bahkan mencium aroma yang tak dapat digambarkan dari arah sana ....
"Menyebalkan, pelan-pelan. Apakah kamu nggak takut Cyntia pulang dan melihatnya?"
"Siapa yang menyebalkan? Biarkan aku memelukmu lagi, jangan berhenti ...."
"Aku ng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda