Bab 9
"Nggak perlu yang lain lagi!" kataku buru-buru. "Aku makan saja ini."
Aku menggenggam erat benda yang diberikan oleh sopir itu.
Kupikir semuanya sudah berakhir.
Namun saat aku menatap matanya yang membara, aku baru sadar.
Tidak, ini baru permulaan!
Pria itu perlahan mendekat ke telingaku dan bernapas pelan.
"Sekarang juga, aku ingin kamu melakukannya untukku sekarang ...."
Aku menggigit bibirku erat-erat, kepanikanku bercampur dengan hasrat yang tak terlukiskan.
Aku tidak tahu seperti apa rasanya hal yang akan terjadi selanjutnya.
Akankah ini menjadi pengalaman baru yang belum pernah kualami sebelumnya?
Sebuah pengalaman yang membuat adrenalin mencapai puncaknya!
Rasanya seperti berdiri di depan jendela kaca besar di kamar mandi, di tempat tinggi yang tak diketahui siapa pun, melepaskan kesepianku di dalam hati ....
Mataku dipenuhi kabut air mata, perlahan, aku menatap ke arah sopir itu.
"Aku akan melakukannya sekali ini saja. Kamu nggak bisa mengendalikanku selamanya."
Sopir itu terta

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda