Bab 8
Dia mengulurkan tangan dan mencengkeram kakiku yang ramping.
Saat ini, rasa panik menekan semua perasaan lain di hatiku. Aku hanya bisa pasrah mengikuti kehendak pria di depanku.
"Apa yang kamu ingin aku lakukan?"
Aku berkata pelan, dengan pasrah meletakkan tanganku di kulit perutku yang lembut dan lembut.
Namun pria itu menggelengkan kepalanya, seolah baru saja teringat sesuatu.
Senyum jahat muncul di sudut bibirnya, memunculkan kesan yang penuh teka-teki.
"Aku nggak bilang sekarang. Semua orang di mobil sedang tertidur, membosankan sekali!"
"Wanita cantik, kalau mau main, kita main sesuatu yang seru!"
"Aku akan mengawasimu. Besok siang, kamu harus melakukan apa yang aku katakan ...."
Aku sedikit membuka mulut, menelan ludah tanpa sadar.
Karena diancam sopir itu.
Jika tidak ingin orang mengetahui keanehan yang tersembunyi di balik citra tenang dan dinginku.
Aku tidak punya pilihan lain.
Selanjutnya, aku terlelap dengan setengah sadar di bus sepanjang malam.
Perasaan berada di ambang b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda