Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2

Tapi aku tidak membuat keributan, dan memang benar-benar tidak berniat lagi mengurus surat nikah. Sambil berpikir bahwa terus terang saja mungkin itu lebih baik. Aku baru hendak menjawab ketika terdengar suara manja sambil sedikit merengek. "Kak Jeffry! Ini semua salahmu!" "Barang yang kamu belikan untukku tadi pagi itu ukurannya salah!" "Untuk sehari-hari, yang ukuran ini jelas nggak cukup untukku! Kak Jeffry nggak peka sekali deh sebagai lelaki!" ... Rosa berdiri tidak jauh dari sana, berkacak pinggang sambil mengentakkan kaki, wajahnya cemberut penuh amarah. Begitu melihatnya, Jeffry segera menyingkirkan aku dan bergegas menghampiri, kemudian menggendong Rosa. Nada suaranya terdengar cemas dan tegas. "Di masa khusus seperti ini kamu malah lari-lari di lantai nggak pakai alas kaki, apa kamu nggak sayang nyawa?" Beberapa potongan kenangan muncul di benakku. Awal bulan ini, saat nyeri haidku sangat parah, aku meringkuk di tempat tidur dan memintanya membelikan pembalut serta obat pereda nyeri. Saat itu dia mengernyit. "Aku laki-laki, masa disuruh beli barang seperti itu?" "Itu hal yang dialami semua perempuan. Kamu tahan saja, sungguh merepotkan!" Saat aku tersadar, Jeffry sudah menggendong Rosa dan berjalan menjauh. Aku mengalihkan pandanganku, menekan rasa sakit di dada, lalu mengambil ponsel untuk menghubungi perekrut yang sejak dulu ingin merekrutku bekerja di luar negeri. Setelah tiket pesawat selesai dipesan, muncul notifikasi unggahan Rosa yang sengaja menandai aku di postingannya. Dalam gambar bergerak itu tampak sebuah tangan besar perlahan mengusap perutnya. Suara latarnya adalah desahannya. "Kak Jeffry, tanganmu hangat sekali." Keterangan yang menyertainya berbunyi: [Kakak laki-laki yang sangat polos ini sedang menghiburku karena nyeri haid, katanya mau membantu mengusir semua rasa sakit! Rasanya benar-benar seperti dirawat sepenuh hati.] Maksud gadis itu sangat jelas. Aku menekan tombol suka, lalu membuka halaman profilku sendiri dan menghapus foto sampul berupa potret pernikahanku dengan Jeffry. ... Hari ini beberapa grup orkestra besar datang ke teater untuk pertunjukan pertukaran. Sebagian besar pekerjaan serah terima masih harus kuawasi lebih dulu. Aku bertugas menyambut para musisi dan membawa mereka ke ruang istirahat untuk bersiap. Begitu rombongan masuk, mereka langsung melihat Jeffry yang sedang menyuapi Rosa di meja makan dalam ruangan. "Wah, sudah lama dengar kalau Pak Jeffry si genius musik ini sudah menikah dengan manajernya, Nona Katya. Tak disangka hubungan mereka sedekat ini!" "Benar! Apalagi tangan seorang pianis itu sangat berharga, tapi dia malah menggunakannya untuk memilihkan makanan untuk istrinya!" Ya, bagi seorang pianis, hal terpenting adalah tangan mereka. Karena itu selama sepuluh tahun, aku mengurus semua kebutuhannya, takut jika sedikit saja dia terluka. Dan sekarang, kedua tangan itu malah dia gunakan untuk mengurus wanita lain. Suara kekaguman di sekelilingku akhirnya menarik perhatian kedua orang itu. Melihatku di depan rombongan, Rosa segera memasang wajah manja dan mengadu padaku. "Kak Katya, lihatlah Kak Jeffry! Dia memaksaku makan hati sapi, aku jadi gemuk karena dia!" Jeffry tetap tidak menoleh padaku, hanya mengusap sudut bibir Rosa dengan lembut. "Ayo, habiskan ini dulu. Nanti minum teh jahe gula merah." Suara diskusi di sekitarku langsung terhenti. Aku menatap mereka yang tampak kikuk, lalu tetap tersenyum dan mempersilakan mereka duduk. Setelah mengatur semua orang, aku mengeluarkan ponsel dan melanjutkan proses pendaftaran visa secara daring. Tanpa kusadari, Jeffry sudah berdiri di belakangku. Begitu melihat layar ponselku, raut wajahnya mengeras, suaranya penuh tanda tanya. "Visa? Kamu mengurus visa untuk siapa?" Belum lagi aku sempat memikirkan jawaban, dia tiba-tiba mencengkeram tanganku, nada suaranya penuh keheranan.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.