Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 54

Di mata Alestan terpancar kilatan semangat, sekaligus sedikit tersulut amarah. Dia cepat-cepat merangkul pinggang Nayara, telapak tangannya menekan erat, membuat tubuh keduanya sangat rapat, bahkan angin pun tidak bisa lewat. Jam setengah tiga dini hari di Jayautara, hujan badai tiba-tiba berhenti. Angin bertiup melewati kamar tidur, menyeret dedaunan basah di tanah hingga berbunyi gemeresik. Batang pohon bergoyang pelan, sisa air di daunnya jatuh menetes. Nayara berbaring di atas ranjang kamar itu, mendengarkan paduan suara dari luar jendela dan dalam kamar, seperti simfoni yang indah. Hanya saja, di dalam simfoni itu, bercampur dengan napas dua orang yang terputus-putus. Dalam gelap malam, Alestan menempel di telinga Nayara, bisikan lembut di kupingnya membuatnya terasa kesemutan. Dia bertanya, "Bagaimana menurutmu? Aku mau mulai atau nggak bisa mulai?" Nayara menggigit pelan bibirnya, alisnya berkerut, dalam hati dia menggerutu, bukankah mereka sudah memulainya? Kenapa pria ini just

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.