Bab 2
Kotor.
Terlalu kotor.
Jauh lebih baik daripada Evita yang sudah kotor.
Dalam beberapa kalimat pendek tadi, dia bahkan terus mengulang kata kotor!
Ternyata begitu!
Ternyata itu alasan kenapa setelah lima tahun menikah, Primus tidak pernah menyentuhnya!
Bukan karena dia memegang teguh cinta non seksual, bukan karena dia menghormati dan menghargainya!
Tapi karena Primus menganggap dirinya kotor!
Primus diculik pada usia delapan belas tahun dan Evita pergi menyelamatkannya sendirian. Evita mempertaruhkan nyawa mendorongnya keluar, sedangkan dirinya jatuh ke tangan para penculik dan disiksa selama tiga hari penuh. Saat diselamatkan, seluruh tubuhnya penuh darah dan Primus menganggap dirinya kotor!
Jantungnya seperti dirobek dalam sekejap, sakit sampai hampir tidak bisa bernapas. Dia mencengkeram dadanya erat-erat, kukunya menancap ke kulit.
Dia teringat wajah ganas para penculik di usia delapan belas tahun itu, alat-alat dingin, kegelapan dan ketakutan tanpa akhir. Dia mengerahkan sisa tenaga untuk melindungi diri, tidak sampai dilecehkan, tapi pukulan, tendangan, dan siksaan mental itu meninggalkan trauma yang tidak bisa hilang.
Saat dia diselamatkan, tatapan Primus pada para penculik itu seolah ingin mencincang mereka hidup-hidup.
Primus memeluknya dengan tubuh gemetar. Saat itu, Evita melihat kepedihan di matanya dan sesuatu yang rumit, yang dulu tidak dia pahami ....
Sekarang dia akhirnya mengerti.
Kerumitan itu adalah rasa jijik. Primus merasa dirinya ... tidak bersih.
Padahal dia tidak pernah di ....
Dorongan kuat untuk menjelaskan melonjak ke tenggorokannya, namun kembali dia telan dengan paksa.
Apa gunanya memberi tahu Primus?
Di mata pria itu, dia sudah dicap kotor selama lima tahun penuh.
Penjelasannya hanya akan tampak lemah dan menyedihkan di hadapan prasangka yang sudah mengakar itu.
Dominic tersenyum puas saat melihatnya tiba-tiba kehilangan arah dan pucat. Dia menyesap kopi dengan anggun, lalu mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan mendorongnya ke hadapan Evita.
"Nona Evita, keadaan sudah sampai sejauh ini, terus menyiksa diri juga nggak ada gunanya. Primus nggak bisa melewati bayangan itu. Kalian juga nggak akan bahagia kalau tetap bersama. Ini surat perjanjian cerai, kamu tanda tangan saja. Bagaimanapun juga kalian pernah jadi suami istri, berpisahlah dengan baik."
Jika dulu Evita ada yang berani terang-terangan menantang dan melemparkan surat perjanjian cerai ke depannya, dia pasti akan menamparnya tanpa ragu. Agar orang itu tahu akibat mengincar suami orang.
Namun sekarang, dia merasa seluruh tubuhnya dingin, bahkan mengangkat tangan pun sudah tidak sanggup.
Evita tahu Dominic memang salah, tapi biang keladinya adalah Primus yang mengatakan dirinya terlalu kotor! Pria yang dicintainya selama sepuluh tahun, yang dia kira akan saling mencintai seumur hidup!
Melihat senyum kemenangan di wajah Dominic, Evita tiba-tiba tertawa. Dia tertawa, tapi air mata justru keluar tanpa henti.
Ironis sekali.
Pemuda berusia enam belas tahun yang dulu menyatakan cinta padanya di saat upacara bendera di sekolah, sampai telapak tangannya berkeringat karena gugup, mungkin tidak pernah menyangka kalau suatu hari, wanita lain akan memaksa istrinya bercerai dengan memperlihatkan video dirinya yang menyebut Evita kotor.
Setelah rasa sakit yang ekstrem itu, datanglah keheningan seperti kematian.
Ternyata, mencintai seseorang bisa berlangsung bertahun-tahun.
Tapi untuk berhenti mencintai, benar-benar hanya butuh sesaat.
Dia tidak mencintai Primus lagi.
Setidaknya, tidak lagi mencintai Primus yang merasa dirinya kotor.
Evita tidak mengatakan apa pun, bahkan tidak menatap Dominic lagi. Dia langsung mengambil surat perjanjian cerai itu, membuka halaman terakhir dan menuliskan namanya, Evita.
Tulisan tangannya tetap rapi, tapi mengandung ketegasan yang kuat.
Dominic jelas tidak menyangka semuanya berjalan semudah ini. Dia tertegun, lalu cepat-cepat menyimpan dokumen itu, suaranya mengandung kepuasan yang tidak bisa disembunyikan. "Nona Evita benar-benar tegas. Tenang saja, malam ini aku akan cari cara biar Primus tanda tangan juga. Setelah melewati masa mediasi selama sebulan, kalian akan benar-benar berpisah."
Evita berdiri, tidak menjawab, menegakkan punggung, dan berbalik meninggalkan kafe.
Sinar matahari agak menyilaukan, tapi dia tidak merasakan sedikit pun kehangatan.
Dia pulang dalam keadaan setengah linglung. Begitu masuk rumah, ponselnya berbunyi lagi, video dari Dominic.
Jari Evita bergetar saat membukanya.
Isi video itu memuakkan, adegan Primus dan Dominic di ranjang.
Saat sedang tenggelam dalam gairah, Dominic mengambil surat perjanjian cerai dan berkata manja kalau dia mengincar tas edisi terbatas, lalu meminta Primus tanda tangan.
Primus seperti hendak menunduk melihat isi dokumen, tapi Dominic mencium tenggorokannya.
Primus tertawa pelan. "Dasar nakal, aku akan belikan."
Lalu tanpa membaca isi dokumen, dia langsung menandatangani.
Nama Primus, ditulis dengan indah, sama tegasnya seperti saat menandatangani surat nikah dulu.