Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 12

Vinnia hanya ingat dia terbangun di rumah sakit. Hugo bilang kalau kedua bayinya telah lahir dalam keadaan meninggal, wanita yang mencoba menyelamatkannya tewas dalam kobaran api. Dia telah terbakar hingga tidak bisa dikenali. Keluarga Sinor salah mengira wanita itu sebagai Valenna dan mengadakan pemakaman untuknya. Valenna pun bersembunyi dan mengubah identitasnya. Dia tidak menyembunyikan apa pun dari Rini dan ibunya, juga menceritakan kepada mereka semua yang telah terjadi selama lima tahun terakhir. Rini berkata dengan marah, "Ternyata kasus penculikan itu direncanakan oleh Judy?" "Iya." "Lalu karena kamu tahu seluruh kebenarannya, kenapa nggak beri tahu seluruh dunia dan mengungkap wanita kejam ini?" "Penculiknya bunuh diri hari itu, dia menderita kanker stadium akhir. Judy menjanjikan sejumlah besar uang dan mengirim istri serta anak-anaknya ke luar negeri. Karena dia sudah meninggal, nggak ada yang bisa dibuktikan. Bagaimana kita bisa mengungkapnya?" "Keterlaluan!" Wajah Rini memucat karena marah, "Nggak lama setelah pemakamanmu lima tahun yang lalu, dia membawa pulang seorang bayi, mengaku sebagai putra mereka berdua. Rumor beredar di Keluarga Sinor kalau Darren menikahimu untuk menyelamatkan nyawanya! Pria itu sangat kejam!" Vinnia berkata, "Jadi, kali ini aku kembali untuk merebut kembali semua yang menjadi milikku." Vinnia berkata sambil menyerahkan kartu bank, "Bibi, ada 10 miliar di sini." Farah menderita uremia yang sulit disembuhkan bagi keluarga miskin, sehingga hanya bisa bergantung pada dialisis. Namun uang mengubah segalanya. Uremia bukannya tidak bisa disembuhkan, teta[o transplantasi ginjal membutuhkan biaya yang sangat besar. Farah tidak berani menerima uang itu dan berkata, "Aku nggak bisa kebaikan seperti itu secara cuma-cuma!" "Mana ada cuma-cuma? Anggap saja 10 miliar ini sebagai ucapan terima kasih atas perawatan Bibi Farah selama bertahun-tahun." Vinnia menatap Rini dan melanjutkan, "Juga bisa dianggap uang muka gajimu." "Gaji?" "Rini, aku kembali untuk mengembangkan karir. Maukah kamu ikut denganku dan menjadi asistenku?" Mata Rini membelalak dan dia buru-buru menjawab, "Tentu saja! Asal kamu nggak keberatan dengan kecerobohanku." "Kelak kamu akan tinggal bersamaku. Aku nggak akan pernah memperlakukan kalian berdua dengan buruk." Rini berkata dengan rasa bersalah, "Selama ini kami nggak pernah bisa melakukan apa pun untukmu ... Valen, kamu begitu baik padaku, aku benar-benar nggak bisa membalas kebaikanmu ...." Rini berkata sambil berlutut dengan suara keras dan menangis tersedu-sedu. Vinnia buru-buru meraih lengannya. "Jangan berlutut, Rini, jangan begitu sungkan atau aku akan marah!" Rini langsung berdiri dan menyeka air matanya dengan canggung. "Hari ini siapkan prosedur orientasimu dan besok laporkan ke Grup Universal." "Iya!" ... Grup Universal. Ruang rapat. Proyektor menunjukkan pemotretan mode yang menampilkan Judy untuk parfum baru Chanel. Lisa sang direktur Chanel mengangguk puas. "Kami sangat puas dengan hasil pemotretan ini." Judy tersenyum penuh arti. "Merupakan suatu kehormatan besar untuk menjadikan Judy sebagai duta merek Chanel." Henny memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya, "Jadi ... kapan kita bisa membahas kontrak selanjutnya?" Lisa mengernyitkan dahi, lalu tiba-tiba menjadi serius dan berkata, "Kami selalu puas dengan kinerja Judy sejak kontrak dimulai, tapi kantor pusat belum mengeluarkan perintah apa pun terkait kontrak selanjutnya." Wajah Henny membeku dan Judy yang ada di samping juga menegang. Ini sama saja dengan penolakan secara halus. Henny bertanya dengan datar, "Ada sesuatu yang membuat kantor pusat nggak puas dengan Judy?" "Nggak ada," kata Lisa, "Aku bisa jujur dengan rinciannya. Kontrak Vinnia dengan LV akan segera berakhir dan banyak merek sudah menghubungi. Kita harus mengamankan Vinnia sebagai duta global kita untuk Chanel sebelum mereka melakukannya." "..." Judy benar-benar ketakutan. Duta Global. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa Judy dapatkan sekeras apa pun dia berusaha. Judy hanya menjadi duta merek untuk salah satu lini parfum Chanel untuk waktu yang lama dan teman merek tersebut untuk beberapa produk. Peran seorang duta merek sangat berbeda dengan duta global. Duta merek berkaitan erat dengan merek dan paling mewakili citranya. Seorang duta juga dibagi menjadi duta global, duta Wilayah Yondu dan duta Negara Kartan. Duta merek hanya bertanggung jawab untuk mempromosikan lini produk tertentu. Kontrak yang berbeda berarti nilainya berbeda. Judy yakin kali ini dia pasti bisa dipromosikan dari duta merek Chanel menjadi duta Wilayah Yondu. Setidaknya dia harus menjadi duta Negara Kartan. Wajah Judy memucat, wajah Henny pun sama pucatnya. "Jadi ... perusahaanmu berencana memilih Vinnia sebagai duta berikutnya?" Lisa tersenyum sopan, berdiri dan berkata dengan nada formal, "Merupakan kebebasan perusahaan untuk memilih artis dengan nilai merek yang lebih tinggi untuk mendukung merek tersebut, 'kan?" Ini menyiratkan kalau Vinnia memiliki nilai merek lebih tinggi daripada Judy. Judy tidak lagi bisa mengendalikan raut wajahnya, wajahnya begitu tegang. Henny berkata, "Judy sudah berkecimpung di industri ini selama bertahun-tahun dan ketenarannya nggak pernah pudar. Dia aktris papan atas di Negara Kartan dengan banyak penggemar sekaligus calon nyonya muda Keluarga Sinor. Dengan pengaruh dan nilai yang begitu besar, masa perusahaan kalian nggak menyukainya?" Lisa berkata, "Kami akan mempertimbangkannya dengan serius." Setelah itu, dia mengulurkan tangan ke arah Judy. Pernyataan yang terkesan asal-asalan ini membungkam Henny. Judy menahan amarah yang meluap di dada, lalu berdiri dan menjabat tangannya. Saat kelompok itu keluar dari ruang rapat, mereka bertemu dengan Vinnia. Saat melihat wanita itu, mata Judy berkilat tajam. Lisa buru-buru menghampiri Vinnia untuk menyapa, "Nona Vinny." Dia menjabat tangan Vinnia dengan ramah, "Sudah baca surel undangan yang kami kirim kemarin, Nona Vinny?" Vinnia melirik Judy yang wajahnya pucat pasi sebelum tersenyum. Dia menatap Lisa dan berkata, "Aku merasa terhormat menerima surel undangan dari perusahaanmu. Kuharap kelak bisa menjalin kerja sama yang stabil dengan perusahaanmu." "Bagus! Itu adalah kehormatan bagi kami!" Lisa berbasa-basi dengan Vinnia sebentar sebelum pergi dengan wajah berseri-seri. Tepat saat Vinnia hendak memasuki ruang rapat, Judy tiba-tiba berkata dengan kejam, "Vinnia, harus begitu ngotot bersaing denganku dalam segala hal!?" Nada suaranya tajam. Suasana di sekitar langsung menegang. Vinnia berbalik sambil tersenyum, wajahnya terlihat bingung. "Bersaing? Aku bersaing apa denganmu?" "Awalnya endorse Chanel itu milikku!" Akhirnya emosi Judy memuncak, "Aku sudah lama bekerja dengan Chanel, jadi awalnya endorse ini milikku!" Lisa agak kesal. "Merek selalu mempertimbangkan nilai merek dengan cermat sebelum memilih duta. Nona Judy, kamu pikir kamu lebih unggul dalam hal status dan nilai merek?" Judy syok sampai tidak bisa bicara. Vinnia berkata dengan santai, "Masa? Nona Judy, aku sudah dinobatkan sebagai artis paling berharga di dunia selama dua tahun berturut-turut. Seharusnya kamu tahu seberapa mahalnya aku."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.