Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 13

Saat Judy hendak bergegas maju, dia dihentikan oleh pengawal Vinnia. Judy memelototi sekelompok pengawal dan asisten di belakang Vinnia sambil menahan amarahnya. Vinnia berkata kepada pengawal itu, "Biarkan dia datang. Kita semua artis dari perusahaan yang sama, ngapain ribut-ribut?" Pengawal itu pun menarik tangannya. Judy berjalan ke sisi Vinnia dan berkata, "Aku ingin bicara berdua saja denganmu." "Oke." Kedua orang itu memasuki ruang rapat. Begitu pintu ditutup, Judy menggertakkan gigi dan tiba-tiba menerjang maju dengan tangan terangkat untuk menamparnya. Vinnia telah menebak hal ini, jadi dia menangkis dengan tangan dan menampar wajah wanita itu. Suara tamparan yang jelas. Judy menutupi wajah dan mundur selangkah demi selangkah, menatap Vinnia dengan tidak percaya. "Beraninya kamu memukulku?" Vinnia berkata dengan angkuh, "Karena kamu berani memukulku, kenapa aku nggak berani? Bukankah wajahku lebih berharga daripada wajahmu!?" "Vinnia!" teriak Judy, "Trik apa yang kamu pakai!? Kamu bersama siapa semalam!?" "Darren." Vinnia menjawab tanpa basa-basi, "Kenapa? Kami bersama semalaman. Kukira kamu tahu." "Kamu!" Judy berteriak, "Kamu menyatakan perang padaku! Darren adalah kekasihku, kamu malah merayunya tanpa malu! Kamu juga harus lihat kamu itu layak atau nggak! Apa yang membuatmu berpikir bisa bersaing denganku!?" Mata indah Vinnia berkilat tajam. "Judy, seharusnya aku yang tanya itu! Apa yang membuatmu berpikir bisa bersaing denganku!? Kamu bilang Darren kekasihmu, terus kenapa kamu nggak bisa mengawasinya? Kalau kamu memang sehebat itu, awasi dia dan jangan beri aku kesempatan untuk merayunya!" Judy sangat marah. "Dia cuma memanfaatkanmu untuk kesenangannya! Baginya, kamu cuma pelacur rendahan dan nggak berguna, sampah yang bisa dia pakai sesuka hati!" Namun Vinnia tetap tenang dan berkata dengan santai, "Heh! Judy, seharusnya aku berterima kasih padamu. Kalau bukan karena kamu memberiku kesempatan ini, mana mungkin aku bisa bersama Darren ...." Judy bertanya dengan curiga, "Apa maksudmu?" "Semalam kamu yang mengutak-atik minumanku, 'kan?" Vinnia tersenyum penuh arti, "Jangan-jangan kamu berusaha membuatku tidur Hendro untuk memfitnahku, 'kan?" "..." Vinnia terkekeh sinis. "Tapi aku nggak minum, kutawarkan ke Darren. Nona Judy, kamu ini senjata makan tuan, ya?" "Kamu!" Sindiran Vinnia membuat Judy benar-benar naik pitam. "Begitu takut aku akan merebutnya darimu? Judy, ini baru permulaan, sebaiknya tenangkanlah dirimu. Kalau nggak, bagaimana kamu bisa main denganku?" Vinnia memamerkan gigi putih bersihnya yang indah, "Satu Darren mana cukup? Aku mau lebih dari itu. Peranmu, endorsemu, aku mau semuanya." "Nggak tahu malu!" Judy yang marah mencoba menerjangnya. Kali ini Vinnia tidak mencoba menghalangi. Dia menerima tamparan keras dari Judy, kepala dibenturkan ke pintu. Orang-orang di luar langsung mendengar suara itu dan mendobrak pintu. "Ada apa ini!?" "Vinnia!" Judy menoleh ke arah suara itu dan melihat sekelompok orang bergegas masuk. Selain Jansen sang direktur, masih ada beberapa wartawan dari media lain. Melihat ini, mereka pun langsung mengeluarkan kamera untuk mengambil beberapa gambar. Kepala Judy berdengung, dia tidak menyangka para wartawan juga ada di sana. "Nona Judy, ngapain kamu?" Agen Vinnia yang bernama Jolie melindungi Vinnia di belakangnya. Vinnia menutupi wajah dengan mata memerah. "Entahlah ... Nona Judy tiba-tiba berbicara kasar kepadaku dan memukulku, menuntutku mengembalikan endorsenya." "Endorse? Endorse Chanel?" "Ya ... mungkin, Chanel membatalkan endorse Nona Judy dan mengundangku menjadi duta global mereka. Nona Judy menyimpan dendam terhadapku ...." kata Vinnia sambil terisak, "Nona Judy, kita dari perusahaan yang sama, nggak bisakah kita bicara baik-baik? Chanel memilihku sebagai duta mereka karena itu pilihan merek, kok malah melampiaskan amarahmu padaku?" Judy sangat marah. Barusan Vinnia-lah yang begitu sombong di depannya. Sekarang dia malah menangis dan mengeluh di hadapan wartawan media serta staf perusahaan. Begitu cepat mengganti ekspresi, hebat sekali aktingnya. "Tadi kamu nggak begitu di depanku! Bukannya kamu lagi pamer kalau dapat endorse Chanel? Bukannya kamu lagi menantangku dan mau merebut semua sumber dayaku? Sekarang ngapain pura-pura nggak bersalah!?" "Kapan aku pernah pamer padamu?" tanya Vinnia, merasa semakin kesal, "Apa ini sesuatu yang pantas dipamerkan?" Jolie tertawa, "Vinny nggak akan pernah memamerkan hal-hal seperti itu. Dukungan merek apa yang nggak Vinny miliki? Dia selalu mengenakan pakaian bisnis kelas atas dan dukungan Chanel cuma salah satunya. Vinny selalu rendah hati, nggak akan pernah menggunakan endorse ini untuk menindas orang. Nona Judy, kamu nggak boleh menindas Vinny." Vinnia berkata, "Mungkin karena Grup Universal mengontrakku dengan harga tinggi dan Nona Judy takut aku akan bersaing dengannya untuk mendapatkan posisi artis terbaik Grup Universal!" Judy berkata, "Vinnia, kamu cuma bisa fitnah orang, ya?" Jansen memelototi Judy. "Judy! Tenanglah." "Jansen! Kamu juga melindunginya, 'kan? Aku sudah lama di Grup Universal, kapan aku pernah diperlakukan seperti ini!?" "Vinny sudah lama berkecimpung di industri ini dan juga belum pernah diperlakukan seperti ini!" Para wartawan di sekitar mulai saling berbisik. "Judy keterlaluan." "Iya, dia pasti takut kehilangan statusnya kalau Vinnia menandatangani kontrak dengan Grup Universal." "Tapi dia bahkan nggak memikirkannya statusnya sendiri dan status Vinnia. Vinnia adalah ratu film yang terkenal secara internasional." "..." Henny buru-buru mendekat dan menarik Judy kembali. "Judy, tenanglah, ada wartawan di sini. Kalau kamu bertindak seperti ini, takutnya mereka akan melaporkanmu menyalahgunakan kekuasaan!" Semua orang tahu Judy memiliki dukungan Grup Universal. Dengan Grup Lirton dan Keluarga Sinor yang melindunginya, wajar saja untuk bersikap sombong di depan media. Para wartawan sudah lama menyimpan dendam, kelak pasti akan memperkeruh suasana dan memperbesar masalah. Judy menahan kebenciannya dan berbalik. "Vinny, kamu baik-baik saja?" Jolie bertanya dengan khawatir sambil menarik tangannya. Vinnia tidak bodoh, dia tahu kapan harus menghindar dan tamparan itu tidak menyakitkan. Vinnia diam-diam menjulurkan lidah dan Jolie langsung mengerti. Dia terdiam sejenak, lalu memelototinya sambil tertawa, "Oke, sekarang semuanya sudah beres." Jolie berbalik dan menyapa dengan ramah, "Maaf! Ada masalah kecil. Aku akan mengajak Vinny merias wajah, lalu wawancara dengan media." "Oke." "Nona Vinny, kelak kamu harus bersikap rendah hati di Grup Universal." "Meski kamu artis besar, semua orang di Grup Universal adalah bawahan Judy. Kamu harus berhati-hati dan jangan sampai terlibat konflik dengannya." Vinnia langsung berterima kasih kepada mereka, "Terima kasih atas perhatian kalian. Aku baik-baik saja." ... Judy menyerbu ke dalam studio, membanting diri di sofa dengan marah dan seluruh tubuhnya menggigil. Henny masuk dan duduk di samping sebelum menghiburnya, "Judy, jangan marah. Ngapain repot-repot berdebat dengannya?" "Wanita jalang itu!" kata Judy dengan marah, "Tahukah kamu dengan siapa dia semalam?" "Siapa?" "Dia ...." Judy tercekat, lalu berkata dengan marah, "Dia bersama Kak Darren!" "Beraninya dia merayu Pak Darren?" "Kalau nggak, menurutmu kenapa aku begitu marah?" Wajah Judy pucat pasi, "Dia bilang ini baru permulaan! Kelak dia akan merebut semuanya dariku! Endorse, kontrak film, kesepakatan bisnis, dia akan merebut semuanya! Dia menantangku!"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.