Bab 2578
Namun, ada satu hal aneh, yaitu bahwa salju di pegunungan dalam radius seratus kilometer di sekitar area ini tidak pernah mencair. Hanya di pusat area ini, di puncak Gunung Salju Liduya, salju dan es akan mencair selama dua bulan setiap musim panas.
Surya mengerutkan kening sambil bergumam, "Pegunungan bersalju dengan radius seratus kilometer ini selalu membeku. Ini berarti suhu di sini pasti sangat rendah sepanjang tahunnya. Kalau begitu, kenapa ada dua bulan masa di mana es mencari setiap tahunnya di puncak Gunung Salju Liduya?"
Intuisinya memberi tahu Surya bahwa Senior Zony yang berada di puncak Gunung Salju Liduya, mungkin sudah memahami suatu kebenaran yang mendalam di sana. Jadi, dia terus berlatih di sana.
Sekarang, tidak ada waktu untuk disia-siakan lagi. Surya dengan cepat bersiap, lalu segera terbang menuju ke bagian utara Vertelis. Satu setengah jam kemudian, saat matahari terbenam, Surya tiba di daerah Gunung Salju Liduya.
Surya berdiri di puncak salah satu gunung bersalju sambil memandang sekeliling. Kemudian, dia terbang menuju Gunung Salju Liduya. Sesampainya di sana, Surya bisa merasakan energi yang terpancar dari tubuh Senior Zony. Oleh karena itu, tanpa perlu mencari lebih jauh, Surya langsung terbang ke puncak Gunung Salju Liduya.
Dari kejauhan, Surya bisa melihat Senior Zony sedang berdiri di sana. Ada dua naga emas yang terbentuk dari aura naga di sekelilingnya yang sedang bertarung. Pertarungan antara dua naga emas ini menghasilkan gelombang energi yang sangat kuat. Begitu Surya mendarat, dia langsung terempas oleh gelombang energi tersebut.
"Ah, kuat sekali!" Surya terempas hingga beberapa meter jauhnya, melayang di udara dengan ekspresi terkejut. Pada saat itu, Zony yang merasakan ada yang tidak beres, menarik kembali aura naganya, membuat naga emas itu menghilang, serta angin kencang bertiup.
Zony yang mengenakan jubah putih berdiri di tengah angin kencang. Ada gelombang aura yang menahan angin agar tidak mengenai tubuhnya. Rambut panjangnya tidak tampak berantakan sedikit pun. Dia tersenyum simpul pada Surya sembari berujar, "Anak muda, aku sudah menunggumu selama sepuluh tahun di sini. Akhirnya kamu datang juga."
"Senior Zony."
Surya merasa sangat terharu hingga dia langsung mendarat dari udara. Namun, segera setelah dia mendarat di puncak gunung, angin kencang langsung mengempaskannya kembali ke udara. Setelah tubuhnya bergoyang dua kali, Surya akhirnya berhasil berdiri dengan tegak. Dia berkata dengan mata penuh keterkejutan, "Kenapa di puncak gunung ini ada angin sekencang ini?"
Zony tertawa sambil membelai janggutnya, lalu berkata, "Kenapa? Apa kamu bahkan nggak bisa menahan embusan angin kecil ini?"
"Mana mungkin?"
Surya menatap Zony, lalu melepaskan aura naga dari dalam tubuhnya untuk mengendalikan ruang sejauh sepuluh meter di sekelilingnya. Setelah itu, dia mendarat dengan stabil. Angin kencang yang bertiup tiba-tiba melemah, hingga akhirnya berubah menjadi angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya, membuat rambut Surya berkibar dengan lembut.
"Sepertinya kekuatanmu masih kurang."
Surya melangkah mendekat, mengerutkan kening, lalu berujar, "Senior Zony, kurang apanya?"
Zony menyilangkan tangannya di belakang punggung sembari berkata, "Kamu akan segera mengetahuinya. Sekarang, keluarkan kesembilan kaldron naga yang sudah kamu kumpulkan."
"Baik, aku akan mengeluarkan kaldron naganya."
Surya mengeluarkan kesembilan kaldron naga dari ruang penyimpanan. Meskipun kesembilan kaldron naga itu sudah hancur hingga menjadi potongan-potongan kecil, Surya sudah menyusunnya kembali sebelum datang ke sini.
Saat Surya mengatur kaldron naga satu per satu, dia berpikir dalam hati, "Karena Wilon sudah bilang kalau Senior Zony setuju untuk menemuiku, seharusnya masalah kaldron naga ini nggak akan diungkit lagi. Hanya saja, sayang sekali kaldron naga ini rusak."
Karena kesembilan kaldron naga yang bisa menyerap dan menyimpan aura naga sekarang hancur, Surya merasa sangat menyesal. Setelah menempatkan sembilan kaldron naga di tanah, Surya berkata, "Senior Zony, lihatlah."
Baru saja Surya selesai berbicara, embusan angin dingin tiba-tiba menerpa. Kaldron satu naga dan kaldron lima naga yang sebelumnya sudah tersusun rapi bergoyang dalam embusan angin dingin, lalu kembali menjadi potongan-potongan kecil.