Bab 2582
Setelah mencoba selama sembilan hari berturut-turut, Surya menyadari bahwa di bawah tekanan energi lingkaran sihir Gunung Salju Dilaya, kemauannya sendiri tidak mampu menghasilkan kekuatan penyatuan yang efektif untuk pecahan kaldron naga.
Mengapa demikian?
Apakah karena penekanan energi lingkaran sihir Gunung Salju Dilaya?
Faktanya, Surya memang bisa merasakan pecahan kaldron naga. Jika bukan karena tekanan dari energi lingkaran sihir di Gunung Salju Liduya, Surya pasti sudah selesai menyatukan kaldron naga itu sejak lama dan tidak akan rusak dalam waktu lima belas menit.
Senior Zony mungkin melakukan ini sebagai ujian untuk Surya. Meskipun Surya merasa kesal di dalam hatinya, setelah memikirkannya kembali, Senior Zony sangat kuat dan konon katanya dia sudah memiliki kekuatan seorang kultivator ruang atas.
Jika demikian, seorang kultivator ruang atas seperti Senior Zony tidak akan salah melihat Surya. Hal ini juga membuktikan bahwa dirinya pasti bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Senior Zony.
Karena sebelumnya Surya pernah menyerah sekali, kali ini Surya tidak mau menyerah lagi. Terlebih lagi, dalam beberapa tahun terakhir, Surya sudah menanggung banyak bahaya dan kesulitan dalam mencari kaldron sembilan naga. Sampai saat ini, bagaimana dia bisa menyerah ketika hampir berhasil? Pria harus punya tekadnya sendiri dan tidak mudah menyerah.
Surya meyakinkan dirinya sendiri di dalam hatinya dan memperkuat kepercayaan dirinya. Kemudian, dia terus mencoba memusatkan kemauannya dan mengendalikan pecahan kaldron naga.
Waktu berlalu dengan tenang. Satu hari, tiga hari, lima hari, sepuluh hari, satu bulan, dua bulan.
Dalam sekejap mata, Surya telah tinggal di Gunung Salju Liduya selama dua bulan tujuh hari. Selama dua bulan tujuh hari ini, Surya terus memikirkan berbagai cara setiap harinya. Pada akhirnya, selama beberapa bulan, kemauan Surya hanya bisa membuat pecahan kaldron naga itu bergerak, tetapi tidak dapat menghasilkan efek kontrol yang sebenarnya. Ini baru pada tahap awal induksi.
Hari ini, Surya sedang mencoba mengendalikan pecahan kaldron naga. Cahaya keemasan melintas, lalu Senior Zony berjalan mendekat dengan botol anggur di tangannya. Saat melihat sekeliling, dia menemukan bahwa es dan salju telah mencair, lalu sepetak dataran hijau muncul di puncak gunung.
"Haha, tahun ini sudah masuk musim panas lagi, salju di Gunung Salju Dilaya telah mencair lagi."
Saat berbicara, Zony membuka tutup botol anggur, mengangkat kepalanya dan meminum beberapa teguk. Pria itu menghadap angin seraya berkata, "Ya, lumayan, anggur yang enak."
Zony menyeka noda anggur dari sudut mulutnya sambil menatap Surya. Pada saat ini, Surya sedang berkonsentrasi mengendalikan pecahan kaldron naga, sama sekali tidak menyadari kedatangan Senior Zony. Zony pun menatap punggung Surya, melengkungkan mulutnya samar, mengangguk, berjalan ke depan, menepuk bahu Surya sambil berkata, "Jadi, Surya, apa kamu sudah menemukan cara?"
"Apa?"
Surya tertegun sejenak, menengok dan melihat bahwa orang yang datang adalah Senior Zony. Sarafnya yang tegang mengendur, kemudian dia menyahut, "Senior Zony? Apa kamu kembali setelah membeli anggur? Sayangnya, aku sudah mencoba lebih dari dua bulan lebih dan masih belum menemukan cara untuk mengendalikan pecahan kaldron naga."
Zony mengulurkan tangannya, menepuk bahu Surya dua kali, lalu menyahut, "Surya, kamu nggak boleh cuma memusatkan pikiranmu pada pecahan kaldron naga. Mungkin kamu bisa melihat-lihat pemandangan sejenak."
"Nggak ingin."
Surya menggelengkan kepalanya. Sekarang, masalah pecahan kaldron naga adalah masalah besar. Jika pecahan kaldron naga tidak dapat disatukan, Surya tidak akan bisa mempelajari rahasia Klan Naga. Sudah lebih dari dua tahun berlalu dan batas waktu dari Tetua Tanpa Malam makin dekat.
Jika Surya melewatkan kesempatan ini, dia akan kehilangan kesempatan untuk pergi ke ruang tengah. Namun, Surya tidak mau menyerah begitu saja. Oleh karena itu, saat ini Surya tidak tertarik dengan segala sesuatu di sekitarnya dan hanya ingin fokus untuk mengontrol pecahan kaldron naga.
Zony mengulurkan tangannya, mendorong kepala Surya seraya berkata, "Anak bodoh, aku mau tanya. Kalau kamu berada di tempat lain, apa kamu bisa mengendalikan pecahan kaldron naga dan membiarkannya menyatu secara otomatis?"