Bab 456
Bagaimana mungkin Bahir bisa menerima hal ini?
Tidak, Bahir juga tidak bisa mengatakan apa pun di depan semua orang meskipun dia marah.
Semua orang di tengah aula sangat tertegun pada saat ini dan tidak bisa bereaksi selama beberapa saat.
"Di ... Dito kalah?" tanya seseorang dengan suara yang rendah karena tidak berani memercayai hal ini.
"Benar, dia dikalahkan oleh nona bodoh," ujar seseorang dengan tiba-tiba. Orang itu tidak memiliki maksud lain saat mengatakan ini, tapi orang lain malah menangkap maksud yang berbeda.
Tidak disangka seorang juara catur dunia kalah dari seorang nona bodoh yang tidak bisa bermain catur.
Sepertinya Dito tidak sehebat itu!
"Apakah doaku terkabul?" ujar Nisa. Dia merasa senang dengan hal ini dan belum sempat bereaksi.
"Hm," ujar Fento.
"Kamu cuma bisa membodohiku, jelas-jelas Gisel adalah anak yang pandai," ujar Nisa. Dia memelototi Fento setelah bereaksi kembali.
"Gisel menang?" Tristan juga terkejut pada saat ini dan belum sempat bereaksi.
Liana mengang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda