Bab 459
Gisel tertegun sejenak, lalu tersenyum. Pak Fento dan Nyonya Nisa benar-benar sangat menarik.
"Apakah kamu lihat? Gisel tersenyum padaku," ucap Nisa dengan senang sampai hampir melompat di tempat. Jelas-jelas mereka baru pertama kali bertemu dan tidak pernah berbicara secara langsung, tapi entah kenapa dia merasa kedekatan dan perhatian pada Gisel.
"Hm," jawab Fento sambil mengangguk, dia selalu menyetujui ucapan Nisa.
"Gisel benar-benar cantik saat tersenyum," ucap Nisa. Entah kenapa hatinya sedikit tergerak dan terdapat sebuah perasaan yang khusus saat melihat Gisel tersenyum.
"Memang cantik, tapi nggak secantik dirimu," kata Fento dengan hangat sambil menatap Nisa.
Hanya saja, Gisel melihat tatapan pria di samping Fento menggelap.
Kalau memang benar pria ini yang membunuh orang tuanya, maka dia dan Keluarga James adalah musuh bebuyutan.
"Bahir, Keluarga Hinton sudah terbiasa menindas orang lain sampai mengira bisa menindas semua orang? Padahal sudah bau tanah, tapi masih saja menind

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda