Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 24

Aku menatapnya. Jimmy lalu berkata, "Mereka berdua juga sekelas." Wulan berkata dengan nada bangga, "Aku sudah mengamati semua anak-anak di kelas kami, dan hanya Sandi yang paling diperhatikan!" "Saat itu aku berpikir, kalau saja mamanya Sandi bisa jadi mamaku, pasti menyenangkan!" Dia tersenyum manis. "Sekarang, mimpiku jadi kenyataan." Benar-benar anak yang manis dan menggemaskan. Hatiku yang dingin pun terasa hangat karena ucapannya. Aku tersenyum menatap wajahnya yang merah merona. "Selamat ya." Wulan tertawa polos sambil melanjutkan makannya. "Karena aku sudah setuju menjadi ibunya, maka aku juga harus bertanggung jawab layaknya seorang ibu sungguhan termasuk menjemput dan mengantarnya, bukan begitu?" Sambil berbicara, aku menoleh ke arah Jimmy. "Nggak peduli siapa yang ada di sekolah, aku tetap akan ke sana." Jimmy mengangguk. "Kalau begitu, terima kasih. Maaf sudah merepotkanmu." Aku menjawab dengan santai, "Nggak merepotkan, itu sudah seharusnya." ... Aku kira setelah Wulan ban

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.