Bab 31
"Seperti saat ngobrol sama Mama begini, boleh?"
Wulan tampak agak keberatan.
Aku sengaja memberi umpan. "Asal kamu mau, malam ini kamu boleh tidur di kamar Mama."
Wulan menatapku, lalu menoleh melihat kamar tidur yang luas dan terang.
Dia pun memberanikan diri dan menjawab, "Baiklah!"
Setelah menyikat gigi.
Wulan meletakkan cangkir dan sikat giginya di kamar mandiku, lalu dengan percaya diri berjalan ke depan pintu kamar, mengulurkan tangannya pada Jimmy, sambil berkata, "Papa."
Jimmy tertegun, lalu berlutut dengan ekspresi tak percaya. Dia bahkan sempat meragukan pendengarannya. "Barusan kamu ngomong sama aku?"
Wulan memandangku yang berdiri di belakang Jimmy. Meski berat, dia tetap melanjutkan, "Ya."
Jimmy langsung mengangkat Wulan.
Saat tahu Wulan menderita autisme, Jimmy sudah membawanya ke berbagai dokter dan menjalani banyak terapi.
Namun, Wulan tetap enggan membuka mulut.
Saat itu, dia hanya berharap Wulan bisa hidup dengan baik saja sudah cukup.
Hingga akhirnya, Wulan bertemu A

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda