Bab 39
Jimmy juga seorang ayah yang sangat memanjakan anak perempuannya. Dia sama sekali tidak bisa menolak permintaan Wulan. Bahkan tanpa perlu Wulan bicara, dia langsung mengangkatnya dan meletakkannya di kereta dorong.
Dia mendorong Wulan dengan sangat cepat.
Aku mengikuti mereka dari belakang.
Tidak lama kemudian, aku sudah tidak bisa melihat mereka lagi.
Tapi aku masih bisa mendengar suara Wulan.
"Ayah, pelan-pelan!" Suara Wulan terdengar sangat riang, bahkan keluhannya pun dibarengi tawa. "Aku jadi nggak bisa lihat Mama!"
"Ya!"
"Mama!"
Aku mendengar suara itu datang dari belakang, lalu menoleh.
Kebetulan aku melihat Wulan melambaikan tangan padaku.
Aku pun mengangkat tanganku dan membalas lambaian itu.
Sedetik kemudian, mereka berdua berlari melewatiku seperti angin.
Sementara itu, aku berjalan santai, melihat-lihat kalau-kalau ada barang yang kubutuhkan.
Setelah berputar ke arahku lagi, terlihat Wulan mulai bosan berputar-putar. Dia memiringkan kepalanya dan bertanya padaku, "Mama lagi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda