Bab 55
Meski yang bersalah adalah Sandi ...
Sigit tetap akan membelanya tanpa syarat!
Otak Jenny berputar cepat ...
Jadi ...
Dia tidak boleh terburu-buru, dia harus bersabar.
Pada awalnya, mungkin Sigit masih bersedia membujuk Sandi, tetapi setelah waktu berlalu ...
Sigit pasti akan merasa muak terhadap Sandi.
Jenny pun makin yakin, bahwa dia tidak boleh mengubah rencananya. Maka dia mencubit pipi Sandi dengan lembut.
Nada suaranya juga menjadi lembut. "Mama janji, nanti Mama akan perlakukan kamu sama dengan Ivan, ya?"
Sandi mengangguk keras. "Oke!"
Sigit menepuk tangan Jenny, memberi isyarat untuk menunggu, lalu meletakkan Sandi ke bawah. "Ayo makan dulu."
Sandi pun berlari kecil ke ruang tamu untuk makan.
Jenny melirik ke arah Sigit, lalu berbalik masuk ke kamar tidur.
"Jenny." Sigit menutup pintu, lalu memeluk Jenny dari belakang. "Anak kecil itu belum mengerti, jangan diambil hati, ya ... "
Jenny mendengus dingin. "Jelas-jelas dia yang salah ... "
"Tapi apa kamu tega biarkan dia kelaparan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda